TP

TP
TEKNIK PEMESINAN

Daftar Blog Saya

Minggu, 28 Februari 2010

A. TEKNIK KERJA BANGKU DAN KERJA MESIN

A. Pendahuluan
Teknik Kerja Bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai
oleh seseorang dalam mengerjakan produk kriya kayu. Pekerjaan kerja
bangku penekanan pada pembuatan benda kontruksi dengan alat
tangan,dan dilakukan di bangku kerja. pekerjaan kerja bangku meliputi
pelbagai jenis kontruksi geometris, membuat geometris secara terukur,
membuat sambungan, dan merakit beberapa komponen dengan bahan
papan maupun balok kayu. Persyaratan kualitas terletak kepada
pemahaman seseorang dalam praktek kerja bangku dan pelaksanaannya
di tempat kerja yang meliputi : tingkat ketrampilan dasar penguasaaan
alat tangan , tingkat kesulitan produk yang dibuat, tingkat kepresisian
hasil karya. Untuk memperolih hasil yang presisi pekerjaan kerja bangku
biasanya dibantu dengan menggunakan alat-alat semi masinal,
disamping untuk mempercepat proses kerja. Tingkat kejelasan gambar
yang dipergunakan, kualitas peralatan baik alat potong, serut, pahat alat
penghalus sangat menentukan hasil produk Peralatan tangan untuk
kerja bangku dan kerja mesin semi masinal banyak dijumpai di pasaran .
Alat tersebut tidak hanya ditawarkan kepada pengrajin kayu atau mebel,
tetapi juga digunakan oleh masyarakat umum sebagai perlegkapan
rumah tangga, atau mungkin sebagai alat untuk mengerjakan pekerjaan
yang bersifat hobi pada waktu luang Pembelian alat tangan kayu harus
dilakukan secara teliti dengan mempertimbangkan data – data teknis
yang ada . Harga alat tangan dan mesin sangat berfariasi. Perbedaan ini
dipengaruhi oleh kwalitas dan fungsi alat tersebut.
B.Alat kerja bangku
1). Alat Pokok
Alat-alat pokok adalah perkakas yang harus disediakan dalam
sebuah bengkel kayu, karena alat ini sangat penting dan berfungsi
vital dalam pekerjaan kria dan mebel. Alat-alat pokok biasanya
berupa alat potong.
Alat potong adalah suatu perangkat yang berfungsi memotong,
membelah dan meratakan suatu benda. Jenis alat potong
tergantung pada bahan yang akan dikerjakan. Contoh: bahan kertas
dipotong dengan gunting kertas atau dengan cutter, bahan logam
dipotong dengangunting logam atau gergaji logam, dan bahan kayu
dipotong menggunakan gergaji kayu, pahat, atau ketam. Berikut
diuraikan alat potong yang digunakan dalam kerja kayu.
230
a. Gergaji Tangan
Daun gergaji dibuat dari baja bermutu tinggi yang sangat keras,
sehingga ketajaman gerigi tidak selalu diruncingkan kembali. Untuk
mengetahui spesifikasi gergaji, dapat dilihat pada daun gergaji di
dekat tangkai pegangan, yang menyebutkan jumlah gigi
perkepanjangan 25 mm.
1). Gergaji Pembelah
Gergaji pembelah adalah gergaji dengan gerigi dirancang untuk
membelah kayu.
Gergaji pembelah digunakan untuk menggergaji kayu searah jaringan
serat kayu dan mempunyai 31/2 hingga 4 pucuk gigi pada setiap
panjang 25 mm. Panjang daun antara 500 mm hingga 70 mm.
2). Gergaji Pemotong
Gergaji pemotong adalah gergaji dengan gerigi yang dirancang
untuk memotong kayu.
Jenis gergaji ini digunakan untuk menyayat/memotong melintang
jaringan serat kayu dan tepi potongnya mempunyai 5 hingga 7
pucuk gigi pada setiap kepanjangan 25 mm. Panjang daun antara
550 mm hingga 700 mm.
231
3).Gergaji Khusus
Gergaji khusus adalah gergaji dengan gerigi yang dirancang khusus
(tipe, bentuk dan fungsi).
a). Gergaji punggung
Dinamakan gergaji punggung karena adanya punggung dari bahan
baja yang dipasang pada daun gergaji.
Jumlah pucuk gigi pada setiap kepanjangan 25 mm adalah 12
hingga 14. Gergaji punggung digunakan untuk pekerjaan kecil dan
halus.
Perawatan Gergaji tangan.
1). Jepitlah daun gergaji pada ragum khusus penjepit daun
gergaji.
2). Ratakan mata gergaji menggunakan kikir, dengan bantuan
blok dari kayu.
3). Jika semua pucuk gigi sudah berada dalam satu garis lurus
maka setiap gigi akan menunjukkan permukaan rata pada
puncaknya.
232
b. Pengikiran Rapi
1). Gunakan kikir gergaji tirus untuk merapikan gigi gergaji.
2). Lakukan pengikiran rapi , tangan kiri memegang ujung kikir
dan tangan kanan memegang tangkai kikir.
233
c. Penguakan
1. Gunakan alat penguak gergaji (tang).
2). Jepitlah daun gergaji pada klam gergaji.
3). Lakukan penguakan secara selang-seling (artinya satu
dikuak ke kiri satu dikuak ke kanan) deret gerigi telah
dikuak, gergaji dibalik, kemudian deret lainnya
dibengkokkan.
234
4). Penguakan harus dilakukan sedemikian hingga lebar total kirakira
satu setengah kali lebar daunnya.
d. Pengasahan/Penajaman Gigi Gergaji
1). Jepitlah daun gergaji pada klam khusus.
2). Kikirlah gigi gergaji secara berselang-seling hingga
mempunyai sudut yang tepat, diukur dari sisi daun gergaji.
Untuk gergaji pemotong sudut asah 45° dan untuk gergaji
pembelah 90°.
3). Lakukan pengasahan dari tangkai pegangan menuju ujung
daun gergaji.
4). Apabila setiap gigi yang berselangan sudah ditajamkan,
baliklah daun gergaji dalam ragum, dan tajamkan gigi gergaji
yang belum ditajamkan dengan cara yang sama seperti
pada awal pengasahan.
235
b.Pahat
Pahat, adalah peralatan yang sangat penting dalam kerja
bangku. Peralatan tersebut merupakan peralatan pokok untuk
membuat celah sambungan, melubangi dan membentuk benda
kerja. Pahat dan alat pencukil untuk memotong kayu, membuat
celah dan melubangi harus dipukul dengan palu atau malet.
Bentuk ujung pahat disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan
cara penggunaannya.
1). Jenis -jenis pahat
a). Pahat kuku kekar (fimer chisel)
Pahat ini cocok untuk berbagai macam pekerjaan.
Mata/ujung pahat sangat kokoh untuk menusuk dan
mencukil kayu. Panjang daun pahat antara 3 s.d. 38 mm,
tetapi ada juga yang panjangnya mencapai 50 mm.
Penajaman mata pahat menggunakan batu asah.
b). Pahat kuku miring (bevel-edge chisel)
Pahat ini sama dengan pahat kuku kekar, hanya kedua sisi
daun pahat dibuat miring. Pahat ini tidak perlu dipukul
dengan palu, tetapi cukup didorong dengan tangan secara
langsung. Fungsi pahat ini adalah untuk membersihkan
atau merapikan bagian-bagian yang akan disambung.
Ukuran antara 3 s.d. 38 mm.
c). Pahat pengupas (paring chisel)
Pahat pengupas mempunyai daun pahat yang panjang.
Tujuan daun pahat dibuat panjang adalah untuk
membersihkan/merapikan bekas pemahatan pada bagian
dalam atau bagian-bagian yang lebar, sehingga posisi
236
pahat tetap rata dengan permukaan kayu. Bentuk pahat
pengupas ada dua, yaitu: pahat pengupas lurus dan pahat
pengupas bertangkai bengkok.
d). Pahat miring (skew chisel)
Pahat miring bersudut 60°. Pahat ini digunakan untuk
pemotongan halus pada serat kayu yang sulit. Ujung pahat
digunakan untuk membersihkan sudut-sudut aneh dan
janggal. Panjang daun pahat antara 12 s.d. 25 mm.
2). Bentuk gagang pahat
Banyak bentuk gagang pahat yang dapat dijumpai di
pasaran. Bentuk-bentuk tersebut disesuaikan dengan fungsi
pahat, misalnya gagang pahat kuku berbentuk bulat, gagang
pahat miring berbentuk cembung. Bahan gagang pahat
terbuat dari kayu atau plastik. Berikut contoh-contoh gagang
pahat.
237
3). Cara menyimpan pahat
Pahat perlu disimpan pada tempat khusus. Jika pahat
disimpan sembarangan akan cepat rusak dan tumpul,
karena ujung pahat akan saling bersentuhan atau terbentur
benda lain. Untuk menyimpan pahat dapat digunakan rak
magnetik atau dapat dibuatkan tempat dari dua potong kayu
yang ditempelkan pada dinding almari atau papan (contoh
gambar bawah). Beberapa pekerja melindungi ujung pahat
dengan penutup plastik sehingga walaupun pahat diletakkan
di dalamkotak, ujung pahat tetap terjaga dari sentuhan
benda lain.
e. Ketam
Ketam adalah sebuah alat perkakas yang digunakan untuk
menghaluskan, meratakan dan membentuk potongan-potongan
kayu. Ditinjau dari bahan badan ketam, ketam dibedakan
menjadi dua, yaitu: ketam badan kayu dan ketam badan logam.
Ketam badan kayu adalah ketam tradisional yang sudah sejak
dahulu dipakai oleh tukang kayu di pedesaan. Badan ketam
berbentuk segiempat dan terbuat dari kayu pilihan. Alas ketam
dibuat rata dan halus karena berfungsi sebagai penuntun mata
ketam agar penyayatan merata dan konstan. Di tengah badan
kayu dibuat berlubang segiempat untuk menempatkan mata
ketam. Ukuran tidak terstandar secara pasti namun antara 10
s.d. 50 cm. Dalam jangka waktu tertentu badan ketam harus
diganti karena mengalami keausan.
238
Sedangkan ketam badan logam adalah ketam modern dengan
ukuran terstandar, karena badan ketam dibuat dengan cara
dicetak tuang. Badan ketam di desain sesuai dengan fungsinya,
misalnya: panjang ketam perata kasar adalah 14 inchi dengan
lebar 2 inchi, panjang ketam sambungan 22 inchi
denganmenggunakan obeng. Jadi jangan sekali-kali menyetel
ketam logam dengan menggunakan palu.
.
1). Ketam Jack (Jack Plane)
Ketam logam ini dinamakan "jack plane" karena digunakan
untuk berbagai jenis pekerjaan. Ketam ini digunakan untuk
menghilangkan goresan-goresan yang ditinggalkan pada
permuka-an kayu oleh gergaji, untuk memberikan ukuran yang
diinginkan bagi kayu, untuk meratakan per-mukaan kayu dan
untuk segala macam pengerutan lainnya. Panjang rumah ketam
sekitar 400 mm dan lebar ketam adalah 50 mm atau lebih.
2). Ketam Trying (Trying Plane)
Trying plane digunakan bila kayu-kayu yang akan diketam
berukuran besar dan kecermatan merupakan hal yang sangat
239
diutamakan, khususnya jika sisi-sisi yang panjang harus
disambungkan. Mata ketam diasah lurus kecuali sudut-sudutnya
sedikit dibulatkan agar tidak menancap ke dalam kayu. Untuk
menjamin kecermatan, mata ketam harus selalu distel halus
agar mengeluarkan tatal-tatal tipis.
3). Ketam Pelicin
Ketam pelicin digunakan untuk menghilangkan setiap ketidak
rataan dengan jalan mengeluarkan tatal-tatal tipis dari
permukaan. Ketam ini untuk merapikan permukaan-permukaan
kayu yang akan menjalani pengamplasan, pencatan, dan
sebagainya. Panjang rumah ketam adalah 230 mm dan lebar
mata ketam 50 mm atau lebih.
4). Ketam Sponing
Ketam ini digunakan untuk membuat sponing-sponing pada tepi
kayu. Ketam ini dilengkapi alat pengatur kedalaman dan alat
pengatur ukuran lebar sponing. Ketam sponing dilengkapi
sepucuk tali di bagian depan, sehingga taji dapat menyayat seratserat
kayu sebelum diketam oleh mata ketam. Hal ini untuk
menyiapkan sebuah tepi yang rapi bagi sponing, khususnya di
ujung jaringan serat. Mata ketam dapat digeser kedepan sehingga
sponing-sponing buntu dapat dibuat pula.
240
5). Block Plane
Ketam plane digunakan untuk benda kerja berukuran kecil dan
halus yang memerlukan pengerjaan sangat teliti. Seperti halnya
ketam pundak, mata ketamnya dipasang dengan sudut kecil sekali
dan lereng tepi potongnya menghadap ke atas. Dengan demikian
jenis ketam ini sangat sesuai untuk menangani ujung-ujung
jaringan serat.
6). Ketam Berhidung Cembung
Ketam ini merupakan sebuah ketam kecil dengan panjang 75 mm
hingga 100 mm. Mata ketamnya di-pasang dekat dengan ujung
depan rumah ketam. Hal ini memungkinkan ia mencapai setiap
pelosok alur memanjang dan alur buntu.
241
Mengasah Pisau Ketam
a. Tahap pengasahan pisau ketam.
Apabila alat pengasah tidak dilengkapi dengan alat pemegang
daun pisau, maka Anda harus memegang dengan kedua tangan
dengan sudut asah ± 30°.
1). Gerakkan daun pisau dari arah kiri ke kanan melintang batu
asah.
2). Untuk mengecek kelurusan lereng asah gunakan alat siku.
3). Pada akhir pengasahan akan dapat bentuk asahan cekung,
dan terdapat bram pada tepi pi
4). Lakukan pengasahan halus dengan batu asah minyak.
242
b. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan batu gerinda
1). Untuk bahan/alat keras digunakan batu gerinda jenis yang
lunak. Sedangkan untuk bahan/alat yang lunak, digunakan
batu gerinda jenis keras.
2). Perhatikan spesifikasi gerinda sebelum digunakan.
3). Gerinda yang baru harus diuji coba sebelum digunakan, hal
ini untuk meyakinkan rusak atau baik.
Mengesah Pisau Ketam Dengan Batu Asah Minyak
Jika pengasahan dengan gerinda telah selesai, maka untuk
langkah selanjutnya adalah pengasahan halus dengan batu asah
minyak. Langkah kerjanya sebagai berikut:
a. Tempatkan batu asah minyak pada blok kayu agar tidak
mudah geser.
b. Tempatkan blok kayu dan batu asah minyak di meja kerja,
tekan posisi blokkayu hingga tidak bergeser.
C Tuangkan beberapa tetes minyak di atas batu asah minyak.
d. Paganglah daun pisau dengan kedua tangan pada sudut yang
betul dan gerakkan dengan gerakan memutar di atas batu
asah minyak. Jangan menekan terlalu keras.
243
e. Setelah selesai pengasahan halus pada lereng daun pisau,
lakukan pengasahan halus pada punggung daun pisau
dengan gerakan memutar. Sampai bram bekas pengasahan
hilang.
2. Alat bantu
Alat Bantu adalah perkakas yang digunakan untuk membantu
menyelesaikan suatu pekerjaan kriya dan mebel. Peralatan tersebut
dapat berupa alat ukuar, alat penanda,atau alat pembantu lainnya.
a. Mistar
244
b. Meteran
c..Siku-siku
d. Alat penanda
Alat penanda adalah suatu perangkat yang digunakan untuk menandai
atau menggambari tempat-tempat pembentukan, seperti; pembuatan alur,
radius, dan bentuk sambungan. Alat penanda dapat digunakan
bersamaan dengan alat ukur atau setelah alat ukur. Jenis dan
karakteristik alat penanda berlainan, namun fungsinya sama.
1). Pensil
Dalam pertukangan kayu biasanya menggunakan pensil lunak,
yaitu antara 3B s.d. 6B dengan bentuk bulat telur.
245
2). Penggores
Penggores adalah alat yang terbuat dari logam berbentuk
silindris lurus dan diruncingkan dibagian ujung depan.
Fungsi penggores adalah untuk membuat tanda/garis batas
pengerjaan.
3). Perusut
Perusut adalah alat gores kayu untuk membuat garis-garis
sejajar dengan salah satu tepi benda kerja. Alat ini terdiri
dari badan perusut, batang dan taji.
246
e.Palu
Palu adalah alat pemukul yang harus disediakan pada setiap bengkel
kayu. Palu dilengkapi dengan pemegang/gagang kayu sebagai tangkai
pemukul.
Jenis dan ukuran palu bervariasi sesuai dengan fungsinya. Berdasarkan
bahan yang digunakan, palu dibedakan menjadi:
1). Palu besi
2). Palu kayu
3). Palu karet/plastik.
Dalam pekerjaan kayu, palu karet jarang digunakan. Palu
kayu digunakan untukmemukul gagang pahat, menyetel
sambungan kayu.
247
f. Kakatua
Kakatua adalah alat yang digunakan untuk mencabut paku dan untuk
memotong kawat berukuran kecil. Kakatua terbuat dari logam, terdiri dari
dua bagian yang dihubungkan dengan sebuah engsel. Gigi kakatua
disepuh dan ditajamkan. Ukurannya antara 6 s.d. 10 inchi.
g.Obeng
Obeng adalah alat yang digunakan untuk memutar sekrup. Badan obeng
terbuat dari logam campuran/baja. Untuk obeng setrip ujungnya
dipipihkan dan obeng kembang ujungnya dibuat silang/tanda plus.
248
h.Penjepit atau klem
Penjepit adalah alat yang berfungsi untuk menjepit kayu sehingga
mempermudah dalam penyambungan.
Jenis-jenis penjepit antara lain:
1). Klem batang, klem ini digunakan untuk merapatkan
sambungan kayu yang lebarnya lebih dari 1 meter.
2). Klem C, digunakan untuk menjepit benda kerja yang
berukuran kecil.
3). Klem F, digunakan untuk menjepit benda kerja yang tidak
cukup dijepit dengan klem C.
249
ii.Alat pembenam/penitik
Alat pembenam adalah sepotong berpenampang bulat dengan dibuat
tirus pada bagian ujungnya. Fungsi alat pembenam adalah untuk
memasukkan kepala paku pada kayu, sehingga tidak kelihatan sewaktu
difinishing.
Prosedur Menggunakan Alat
Meskipun buku ini dipersiapkan bagi pelajar yang sudah berpengalaman
di bangku kerja, satu bagian yang membahas cara – cara untuk bekerja
dengan baik. Pengertian yang jelas dan penguasaan pengunaan
berbagai perkakas utama akan merupakan perintis jalan kearah
keberhasilan dalam pengerjaan kayu. Dalam kaitan ini, tugas yang paling
sulit bagi seseorang pemula barang kali adalah menentukan ukuran kayu
secara tepat. Pengetahuan yang memadai perihal prinsip – prinsip yang
terpenting ditambah dengan ketekunan bekerja, dapat membantu
menghilangkan kesulitan kesulitan.
Memotong kayu
Dalam memberi tanda dengan pensil untuk tujuan penggergajian
sepotong kayu, tambahan untuk pengetaman dan untuk penyikuan
bagian – bagian ujung hendaknya tidak dilupakan. Besarnya tambahan ini
tergantung pada keahlian seseorang dalam melakukan penggergjian.
Seseorang pemula hendaknya ingat pada kekurangan pengalaman yang
di miliki. Tambahan sekitar 4 mm untuk ukuran lebar dan 112 mm untuk
ukuran panjang ini sebagai cadangan untuk penyikuan dan pengetaman.
250
Mengetam kayu
1. Pilihlah sisi muka dan tepi muka kayu. Ini merupakan dua
permukaan yang saling berbatasan
2. Ketamlah sisi muka dan setelah semua bekas penggergajian
hilang periksalah dengan mistar untuk melihat kedataran dari hasil
pengetaman dengan cara pandangan mata diarahkan melintasi
mistar tersebut. Berikan tanda paring pada muka pertama .
3. Lakukan pengetaman kesemua bidang permukaan sampai
dengan muka ke empat dan jangan lupa memberi tanga paring.
Memberi tanda dengan pensil atau olat gores
Pada umumnya pensil atau alat gopres digunakan untuk menandai
ukuran kontruksi sambungan dan untuk mrnyikukan ujung – ujung kayu.
Alat tersebut akan memberikan garis yang jelas dan juga tanda tanda
yang rapi pada sudut – sudut karena lapisan ujung jaringan serat akan
terpotong.
251
Menggergaji di bangku kerja
Gergaji punggung diperlihatkan memotong sisi – sisi sebuah alur.
Penggergajian dimulai disamping garis kayu yangb akan terbuang dan
gergaji direndahkan hingga mencapai kedudukan horisontal sewaktu
penggergajian berlanjut.
Mengetam jaringan serat.
Hal ini dapat dilakukan di atas sebuah papan pengarah atau dalam
sebuah ragum. Jika pengetaman melintasi ujung jaringan serat, haruslah
dicari upaya – upaya untuk mencegah robeknya serat.Papan pengarah
dapat berguna pula untuk membantu pembuatan sambungan tepi
dengan tepi.
252
Memahat
Dalam menggunakan pahat untuk penusukan atau untuk pemapasan
seandainya menggunakan palu kayu harus selalu dijaga agar tangan kiri
tidak berada pada tepi potong. Hal ini akan membahayakan si pekerja.
Untuk penusukan mendatar hendaknya benda kerja dijepit dalam sebuah
ragum .
Ada dua cara dalam teknik memahat.
a). dengan cara memakai palu.
b). dengan cara menusukan pahat dengan kedua
belah tangan
Memahat dengan Tekanan Tangan
Arah Horizontal
253
2). Doronglah pahat tusuk dengan kedua belah tangan. Tangan kanan
memegang pegangan pahat dan tangan kiri menuntun arah ujung
pahat. Dorong pahat menjauhi tubuh kita. Bekerjalah dalam arah
miring ke atas.
Keselamatan Kerja Alat Tangan
a. Pengertian keselamatan kerja
Keselamatan kerja adalah upaya agar pekerja (guru, siswa,
teknisi) selamat di tempat kerjanya, sehingga terhindar dari
kecelakaan, termasuk juga untuk menyelamatkan peralatan,
hasil produksi dan orang lain.
b. Tujuan keselamatan kerja
1). Melindungi tenaga kerja (guru, siswa, teknisi) dari
kecelakaan dan memberi hak keselamatan dalam
melakukan pekerjaan.
2). Menjamin terpeliharanya sumber produksi dan
pendayagunaan secara aman, efisien dan efektif.
3). Menjaga keamanan hasil produksi.
c. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam keselamatan kerja
1). Pakaian kerja
a). Lengan baju pakaian kerja atau kemeja kerja harus
pendek atau tertutup pada pergelangan tangan.
254
b). Jangan memasukkan alat dalam saku karena dapat
melukai dan alat tersebut bisa hilang.
2). Penggunaan alat
a). Jangan menggunakan kikir tanpa tangkai karena sangat
berbahaya dan tidak efisien.
b).Letakkan alat praktik secara benar, jangan menonjol
keluar dari bangku kerja, karena dapat mengganggu lalu
lintas dan kemungkinan jatuh sangat tinggi.
255
3). Kebersihan bengkel kerja
a). Jagalah minyak dan oli tidak tumpah di lantai karena
membuat lantai licin dan berbahaya.
b). Bersihkan lantai bengkel kerja dari debu bram,
potongan kayu dan kotoran lain.
4). Kenyamanan di bengkel kerja
a). Bangku kerja yang standar lebih nyaman digunakan
dalam bekerja jika dibandingkan dengan bangku kerja
sembarangan. Tinggi standar meja kerja untuk
melakukan pekerjaan dengan berdiri adalah 850 - 900
mm.
b). Penerangan/cahaya harus cukup.
c).Suasana bengkel kerja yang tenang dan tidak bising oleh
suara mesin sangat berpengaruh dalam melakukan
aktifitas di bengkel kerja, terutama bengkel kerja bangku.
256
C.KERJA MESIN SEMI MASINAL.
1.Mesin ketam
Mesin ketam merupakan peralatan dasar yang sangat diperlukan
dalam pengolahan kayu Penggunaan ketam tangan listriksangat
menunjang dalam pekerjaan kerja bangku karena dapat
mempercepat proses pekerjaan, disamping itu juga memperolih hasil
yang halus. kapasitas ketam mulai dari lebar 40 mm sampai 80
mm. Kedalaman sponing yang dapat di buat bervariasi.
a). Ketam tangan listrik perata sisi
Ketam ini digunakan untuk meratakan sisi kayu.
Bagian-bagian ketam perata sisi tebal:
1. Kabel
2. Sakelar utama
3. Pegangan mesin
4. Rumah-rumah motor
5. Tempat lamel arang
6. Pegangan samping
7. Poros pisau dengan penutup pelat
8. Roda pengatur ketebalan serutan
b). Perlengkapan ketam tangan listrik.
1). Pemberat dan pengantar untuk meratakan sisi tebal.
257
2). Kantong tatal
Berfungsi untuk menampung tatal dari proses pengetaman agar
tidak berserakan.
c. Bekerja menggunakan mesin ketam tangan
1). Mengetam
a). Langkah pertama perhatikan arah serat kayu yang hendak
diketam
b). Pada kayu berserat miring harus selalu mengambil arah
memotong serat
c). Perhatikan lebar dan tebal papan. Pada benda yang tebal
sebaiknya tidak mempertebal serutan agar pisau dan kerja
motor tidak bertambah berat.
2). Mengetam sponing
a). Aturlah pengantar paralel untuk lebar sponing
b). Pengantar paralel disematkan pada lubang muka mesin (g) dan
di jepit dengan baut penjepit
c). Lebar sponing maksimal = lebar poros mesin
d). Kedalaman sponing yang dibuat sesuai dengan ukuran sisi
samping
e). Atur kedudukan pisau dan ketebalan serutan seperti
pengetaman biasa
f). Atur lebar sponing dengan pengantar paralel
h). Hidupkan mesin, dan mulailah bekerja dengan hati-hati.
258
3). Mengetam miring
Pada proses pengetaman miring diperlukan pengantar
miring, maka pada pengantar paralel di
Perlukan pengantar sudut.
Gambar :Pengetaman miring
4). Meratakan lis sisi tebal
Proses pengetaman lis sisi tebal memerlukan pemberat
dan penghantar untuk keseimbangan mesin agar tidak
tergelincir jatuh
Gambar meratakan lis pada pelapisan sisi tebal
MesinGergaji
d. Jenis-Jenis Mesin Gergaji Piring
1) Gergaji Piring Plafon
Gergaji ini dipakai untuk meratakan pelapisan dinding atau plafon.
Mesin ini di lengkapi dengan pengantar paralel dan pelindung
sungkup teleskopis. Ukuran potong maksimal 27 m
259
2). Gergaji piring portabel kecil
Gergaji ini digunakan untuk keperluan rumah tangga atau sebagai
perlengkapan pertukangan. Ukuran potong maksimal 25-35 mm.
3). Gergaji piring portabel sedang
Gergaji ini digunakan untuk keperluan rumah tangga, atau industri
kecil dengan ukuran potong maksimal. 40-60 mm.
260
4). Gergaji piring berat
Gergaji ini digunakan untuk industri kecil atau untuk penggergajian
kayu dengan ukuran potong maks 150 mm.
6). Gergaji potong dengan meja penjepit
Gergaji ini digunakan untuk memotong kayu, aliminium, atau
logam lunak. Posisi gergaji dapat diatur dengan sudut 0, 15, 30,
dan 45°. ke kiri atau ke kanan
Cara Menggunakan Alat
a). Siapkan bahan dan alatnya.
b). Aturlah sudut potong pada mesin gergaji tangan sehingga daun
gergaji dan plat dasar membentuk sudut tertentu.
c). Ukurlah dengan siku putar (siku-siku) dan cocokkan dengan sudut
iris benda kerja yang diinginkan.
d). Setelah semua cocok, dapat dimulai.
261
Gambar :
Pemotongan papan bersudut 45°
4) Membuat alur dengan mesin gergaji tangan
a). Siapkan alat dan bahan.
b). Pasanglah pengantar (sablon paralel).
c). Aturlah kedalaman iris daun gergaji yang dinginkan.
d). Bila tebal irisan daun gergaji kurang dari 4 mm, alur dapat
diperlebar dengan 2 kali kerja.
e). Setelah semua persiapan selesai hidupkan mesin gergaji dan
mulailah membuat alur pada benda kerja.
5)Membuat lubang dengan mesin gergaji tangan
a). Siapkan alat dan bahan
b). Aturlah kemunculan daun gergaji sesuai dengan ukuran lubang
yang akan dibuat
c). Gunakan pengatur penghantar paralel
d). Letakkan mesin gergaji seperti gambar (A), dengan tumpuan
ujung pelat dasar
262
e). Hidupkan mesin dan turunkan perlahan-lahan sehingga
mengenai/memotong benda kerja (lihat gambar (B) di bawah ini).
Mesin Bor
Mesin bor tangan digunakan untuk membuat lubang pada kayu, besi,
plastik, dan bahan lainnya. Jenis benda kerja tersebut menentukan
jenis mata bor yang digunakan. Mesin bor hanya merupakan sarana
untuk memutar mata bor, alat upam, alat gosok, dan alat lainnya.
a. Bagian-Bagian Mesin Bor Tangan
Keterangan gambar :
1. chuk (penjepit mata bor)
2. kunci penjepit
3. pelat pengait
4. lubang Sirkulasi
5. sakelar utama
6. kunci sakelar
263
7. pegangan
8. kabel listrik
b. Alat-Alat Perlengkapan Mesin Bor Tangan
1) Mata bor
Mata bor digunakan untuk membuat lubang pada kayu, plastik,
dan lain lain.
Prinsip : Jenis mata bor harus sesuai dengan kekerasan bahan
yang akan dibor. Contoh pada gambar di bawah ini
2) Bor Spiral Bertingkat
Bor ini digunakan untuk membut lubang pembenahan kepala
sekrup secara langsung
c. Jenis-jenis mata bor tangan
1) Mesin Bor Pistol Biasa
Bor ini digunakan untuk rumah tangga atau hobi, ringan dan
berdaya rendah
264
2) Mesin Bor Berpegangan
Bor ini termasuk mesin bor yang berdaya rendah serta ringan
Teknik Bekerja Dengan Mesin Bor Tangan
1). Pengeboran Lubang Tembus
Pengeboran lubang tembus berhasil baik bila bangian bawah
benda tidak terkoyak/rusak. Untuk menghindari keterkoyakan itu,
bagian bawah harus di beri landasan. Ketepatan as lubang dapat
kita peroleh dengan memberi tanda lebih dulu dengan drip.
Kedudukan mesin harus tegak lurus. Yang belum pengalaman
dapat menggunakan penyiku sebagai pedoman, selanjutnya jepit
benda kerja agar tidak bergeser.
265
2). Mengebor Lubang Tidak Tembus
Membuat lubang tidak tembus dengan ukuran kedalaman tertentu
ada dua cara, yaitu
a). Dengan kelos pembatas, kemunculan mata bor sesuai dengan
kedalaman lubang yang di inginkan.
b). Dengan Tuas Pembatas, Ujung Mata Bor dan Ujung Tuas
Hanya berselisih t (kedalaman lubang yang diinginkan).
266
3). Mesin Bor Dengan 2 Kecepatan
Mesin bor jenis ini menguntungkan untuk pekerjaan rumah
tangga
Keselamatan Kerja Menggunakan Alat Mesin Semi Masinal
1. Polusi Udara, Suara, dan Akibatnya
Polusi udara sangat berbahaya bagi kesehatan manusia karena
dapat menyebabkan penyakit paru-paru dan gangguan pernapasan.
Polusi udara di bengkel berasal dari serbuk-serbuk kayu yang
berterbangan, karena proses peng-gergajian, pengetaman,
pengampelasan, dan proses kerja lainnya.
Untuk menanggulangi hal tersebut siswa harus mempersiapkan dari
dengan memakai pelindung, yaitu masker penutup hidung.
Gambar : Masker Hidung dan Mulut
Polusi suara di bengkel kerja berasal dari sumber bunyi yang
kompleks karena pada waktu praktek di bengkel hampir semua
mesin dioperasikan, misalnya mesin gergaji, mesin ketam, dan
mesin bubut. Semua mesin tadi mengeluarkan bunyi yang hampir
bersamaan dan menimbulkan suara yang sangat bising. Jika hal itu
terjadi terus-menerus dan tidak ditanggulangi, maka dapat
mengakibatkan gangguan pada pendengaran. Cara menanggulanginya
ialah dengan memakai penutup telinga.
267
Gambar : Penutup Telinga
2. Kecelakaan Akibat Listrik dan Mekanik
Listrik mengalir melalui benda yang bersifat konduktif, seperti logam
dan zat cair.
Kecelakaan listrik biasanya berupa hubungan singkat, kebakaran,
kena setrum.
a. Hubungan singkat
b. Kebakaran
268
c. Kena setrum
Kecelakaan mekanik adalah kecelakaan yang disebabkan oleh bagianbagian
mesin yang bergerak , misalnya putaran-putaran mata bor/pisau
bor, putaran mesin bubut, gerakan gergaji skroll dan lain-lain
3. Peraturan Keselamatan Kerja Khusus untuk Alat-Alat yang
Bertegangan Listrik
a. Putuskan aliran listrik sebelum kita memperbaiki peralatan mesin
tangan atau membukanya.
b. Tutup kembali kemungkinan adanya aliran listrik, yakni dengan
memutus saklar utama.
c. Pastikan bebas aliran listrik dengan mencoba mencolok pada stop
kontak yang ada dengan tespen.
d. Rangkaikan hubungan pentanahan untuk menetralkan sengatan
listrik jika terja- di hubungan singkat (ground).
e. Gunakan sepatu bersol karet supaya tidak kena setrum (gunakan
isolasi jika terjadi konsleting)
f. Hindarkan kabel terbuka misalnya kabel pada alat bor tangan.
4. Peralatan Keselamatan Kerja
Peralatan keselamatan kerja yang harus digunakan siswa bekerja
pada waktu di bengkel adalah :
a. Pelindung mata (kacamata)
Kacamata berguna untuk melindungi mata dari tatal-tatal halus
dan debu.
269
b.Pelindung Kepala (Topi)
Topi berguna untuk melindungi rambut agar tidak terlilit pada
waktu bekerja dengan menggunakan mesin.
c.Pelindung Telinga
Pelindung telingan berfungsi untuk melindungi telinga dari
kebisingan.
d. Pelindung Tangan (Sarung Tangan)
Sarung tangan berfungsi untuk melindungi tangan dari benda
tajam.
e. Pelindung Kaki (Sepatu)
Sepatu berguna untuk melindungi kaki dari benda-benda tajam,
keras, menghindari dari terpeleset dan menghindari aliran listrik
(terkena setrum).
f. Pelindung Tubuh (Baju Kerja)
g. Pelindung Hidung dan Mulut
Alat ini berguna untuk melindungi saluran pernapasan dari udara kotor dan bau
yang tidak enak.
270
D. LATIHAN MEMBUAT PRODUK
Gambar kerja
146
240
TAMPAK DEPAN TAMPAK SAMPING
TAMPAK ATAS
240
140
140
271
A
B
AMBANG ATAS TEBAL 12 MM
TUTUP LACI BAG BELAKANG TEBAL 12 MM
ALAQS LACI PLAY WOOD 3 MM
TUTUP KOTAK BAG BELAKANG TEBAL 25 MM
AMBANG BAWAH TEBAL 12 MM
KHAKI KOTAK 25 X 25 MM
AMBANG ATAS
TUTUP KOTAK BAG SAMPING TEBAL 25 MM
AMBANG TENGAH TEBAL 10 MM
TUTUP BELAKANG TEBAL 25 MM
AMBANG BAWAH
25
50
50
190 25
HANDEL KUNINGAN
DIAMETER 15 MM
TUTUP LACI
PENGUAT PAKU SEKRUP
KHAKI KOTAK
3
POTONGAN MELINTANG
POTONGAN MEMANJANG
10 10
10
10
46
46
10
15
16 26
TAMPAK DEPAN TAMPAK SAMPING
TAMPAK ATAS TAMPAK PERSPEKTIF
DETAIL SAMB LACI
272
GAMBAR PERSPEKTIF
273
E, CONTOH HASIL KERJA KOTAK ASSESORIES
274
275
BAB IV
B. TEKNIK KERJA BUBUT
A. Teknik Membubut Dua Senter Profil Cembung, Cekung dan Alur
Pendahuluan
Diskripsi
Membubut merupakan salah satu kmpetensi yang banyak digunakan
dalam pembuatan prodk-produk dari kayu. Membubut yang dilakukan
dengan cara benar akan berdampak pada kesempurnaan hasil. Pada
modul ini amda akan mempelajari membubut dua senter, yaitumembubut
pejal profl cembung, cekung dan alursesuai sandar operasional.
Adapun ruang lingkup pembahasan meliputi :
1. Bagian-bagian dari mesin bubut dan fungsinya
2. Keselamatan kerja dalam penggunaan mesin bubut
3. Penyiapan bahan kayu untuk dibubut
4. Jenis dan fungsi pahat, alat bubut
5. Cara penggunaan mesin bubut (bubut dua senter/bubut luar)
6. Perawatan mesin bubut
Prasyarat
Sebelum mempeajari ini diharapkan anda dapat menguasai pengetahuan
bahan kayu 1, mengenal mesin bubut dan peralatannya.
Membuat benda kerja dengan teknik membubut dua senter
Unit 1: Bagian-Bagian Mesin Bubut Kayu Dan Fungsinya
Tujuan Khusus
Setelah mempelajari unit 1, Anda memiliki kemampuan
1. Menjelaskan bagaian-bagian mesin bubut kayu dan fungsnyasecara
singkat dan benar
2. Menjelaskan keselamatan kerja dalam menggunakan mesin bubut
Uraian Materi
Mesin bubut kayu digunaan untuk membubut bentuk silinder, piringan
atau mangkok. Padaindusteri furniture, mesin bbubt dugunakan untuk
membuat kaki kursi, kaki meja, jeruji jendela, jeruji pilar dan lain-lainnya.
Sebelum menggunakan mesin bubut kayu. Anda harus mengetahui
be\agian-bagian dari mesin bubut serta fugsinya. Selain itu anda juga
harus mengetahui cara karja mesin bubut dan keselamatan kerja dalam
menggunakan agar tidak mengalami kesulitan saat bekerja.
276
Bagian-bagian mesin bubut kayu
277
Fungsi Masing-Masing Bagian Mesin Bubut
Bagian-bagian Mesin
Bubut
Fungsi
Kepala tetap Berfungsi sebagai rumah/dudukan senter
hidup, yang menghubungkan antara senter
hidup ,puly dan motor/dynamo
Kepala lepas Berfungsi sebagai rumah / dudukan senter
mati, dapat disambung maju atau mundur
disesuaikan dengan panjang pendeknya
benda kerja
Senter hidup Berfungsi sebagai pemutar benda pelatihan
sekaligus sebagai pembawa benda pelatihan
Senter mati Berfungsi sebagai pendukung senter hidup
dalam membawa benda pelatihan
Pengatur senter Berfungsi sebagai alat pengatur maju
mundurnya senter mati
Pengunci Kepala Lepas Berfungsi sebagai alat pengunci kepala lepas
agar tidak bergeser mundur
Penahan pahat Berfungsi sebagai penahan pahat dalam
proses pembubutan
Pengunci penahan pahat Berfungsi sebagai pengunci penahan pahat
agar tidak goyang atau kendor
Saklar on/off Berfungsi sebagai tombol untuk
menghidupkan atau nmematian mesin
Rumah puly Berfungsi sebagai rumah/pelindung puly
sedangkan puly sendiri berfungsi sebagai
pengatur kecepatan putaran benda pelatihan
Rangka bodi Berfungsi sebagai penopang komponenkomponenmesin
bubut
Keselamatan Kerja Dalam Menggunakan Mesin Bubut
1. Pakailah pakaian kerja bengkel serta gunakan pelindung wajah,
masker.
2. Lepas perhiasan seperti : arloji, cincin, dan kalung selama proses
membubut.
3. Periksa kondisi semua komponen dan peralatan mesin bubut
4. Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya
5. Bersihkan semua peralatan serta tempat kerja sebelum dan sesudah
digunakan
6. Setelah digunakan kembalikan peralatan pada tempatnya
278
Unit II : Menyiapkan Bahan Kayu Untuk Dibubut
Tujuan Khusus
Setelah mempelajari unit ini, anda memiliki kemampuan
1. Menjelaskan prasyarat kayu yang akan dibubut
2. Menyiapkan bahan kayu untuk dibubut sesuai dengan urutan kerja
Uraian Materi
Dalam menyiapkan bahan kayu untuk dibubut, sebaiknya dipilih bahan
kayu yang tidak cacat, (misalnya : retak, ada matanya, dimakan hama,
kayu bekasyang masih ada pakunya). Jika memakai kayu cacat pasti
hasilnya tidak bagus dan berbahayabagi yang membubut karena dapat
terpelanting
Peralatan
Dalam melakukan pekerjaan membubut ada beberapa peralatan yang
diperlukan yaitu :
1. Gergaji potong atau mesin gergaji lengan
Sebagai alat untuk memotong benda pelatihan
2. Ketam baja
Sebagai alat untuk mengetam sudut-sudut benda pelatihan
3. Penggarislogam (30 cm)
Sebagai alat unuk mengukur panjang dab lebar benda pelatihan serta
untuk membuat garis diagonal dalam menentukan titik senter
4. Pensil HB
Digunakan untuk menandai dan membuat mal
Penyiapan Bahan Kayu Untuk Dibubut
Dalam menyiapkan kayu yang akan dibubut ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan yaitu :
1. Pemotongan kayu dilakukan dengan menggunakan grgaji potong atau
gergaji mesin sesuai ukuran gambar kerja. Untuk panjang
ditambahkan 20mm, sedang untuk lebar ditambah 10mm
279
2. Kayu yang sudah dipotong menggunakan gergaji tangan atau gergaji
mesin siap untuk dibubut
3.
Unit III : Jenis, Fungsi Pahat dan Alat Bubut
Tujuan Khusus
Setelah mempelajari unit III , anda memiliki kemampuan
1. Menjelaskan jenis dan fungsi pahat, alat bubut secara tepat dan
benar
2. Menjelaskan cara menajamkan pahat bubut serta merawatnya sesuai
prosedur yang benar
3. Menajamkan pahat bubut sesuai prosedur yang benar
Uraian Materi
1. Jenis Pahat
Dalam pekerjaan membubut diperlukan alat pemotong yang berfungsi
untuk mengiris, menyayat/menggaruk dan membentuk benda
pelatihan
Alat potong tersebut disebut Pahat bubut
Jenis- jenis pahat bubut :
a. Pahat kuku besar
b. Pahat kuku kecil
c. Pahat lurus
d. Pahat serong/miring
e. Pahat pemotong
f. Pahat penggaruk
2. Fungsi Pahat Bubut
a. Pahat kuku besar
Berfungsi untuk mengawali pembubutan dari bentuk balok
menjadi bentuk silinder dan membentuk cekungan lebar serta
dalam
280
b. Pahat kuku kecil
Berfungsi untuk membuat cekungan kecil, dan mengikis bagian
dalam dan luar bubutan piring, mangkok dan benda kerja lainnya
c. Pahat lurus
Berfungsi untuk meratakan permukaan bentuk silinder, kerucut
dan banyak lainnya
d. Pahat serong/miring
Berfungsi untuk membentuk cembung, alur dan celah miring
e. Pahat pemotong
Berfungsi untuk memotong, membuet celah lurus/alur
f. Pahat penggaruk
Berfungsi untuk mengikis/menggaruk bagian dalam dan luar
bubutan mangkok, piring dan benda kerja lainnya
281
3 Jenis dan Fungsi Alat Untuk Mengukur dan Menanda
a. Penggaris logam
Berfungsi untuk mengukur panjang, lebar dan untuk membuat
garisdiagonal pada bendapelatihan
b. Pensil ( HB ) Steadler
Berfungsi untuk menandai/membuat garis pada benda latihan
c. Jangka luar (outside caliper)
Berfungsi untuk mengukur diameter bendapelatihan
d. Jangka dalam (inside caliper)
Berfungsi untuk mengukur bagian dalam /ronggapada benda
pelatihan , misanya : mangkok, gelas dan benda pelatihan.
282
4. Menajamkan/mengasah Pahat Bubut
a. Peralatan dan bahan
1) Mesin gerinda
Mesin gerinda berfungsi untuk menajamkan pahat bubut kayu.
Mesin gerinda dilengkapi dengan dua buah batu gerinda. Jenis
batu gerinda berwarna putih, bersifat lurus, tajam dan keras,
sedangkan yang berwarna abu-abu bersifat keras , tajam dan
lebih keras
2) Batu Asah
Batu asah berfungsi sebagai alat/bahan untuk menajamkan
pahat bubut kayu. Ada dua jenis batu asah Yaitu:
a) Batu asah datar dengan dua permukaan , dan
b) Batu asah lengkung
3) Kain pel/lap
Kain pel/lap berfungsiuntuk membersihkan pahat setelah
diasah
4) Oli
Oli berfungsi untuk pelicin / pelumas pada waktu mengasah
menggunakan batu asah
5) Air
Air berfungsi sebagai alat pendingin pada waktu mengasah
menggunakan mesin gerinda
b. Proses pengasahan / penajaman
Pahat bubut kayu ang tajam sangat diperlukan dalam pekerjaan
membubut. Ketajaman pahat bubut akan memudahkan
pembubutan dan pembentukan, serta hasilnya akan maksimal.
Berikut beberapa ilustrasi cara penajaman pahat bubut kuku
menggunakan gerinda, batu asah datar, dan batuasah lengkung.
1) Mengasah dengan menggunakan mesin gerinda
a) Gambar dibawah ini menunjukkan cara memegang pahat
pada waktu menggerinda pahat lurus dan pahat kuku
besar.
283
Sudut kemiringan pahat adalah 30º - 45º
b) Gambar berikut adalah pahat lurus standar yang diasah
secara benar, yakni membentuk kerucut dengan satu titik
sudut puncak
c) Gambar berikut adalah cara mengasah pahat lurus standar
yang salah karena membentuk kerucut dengan dua titik
sudut puncak
2) Mengasah menggunakan batu asah datar
Gambar berikut menunjukkan cara mengasah menyilang yaitu
mengasah pahat lurus , dengan sudut kemiringan pahat
terhadap batu asah 25º - 35º. Pahat digerakkan /didorong
kedepan dan ke belakang , kemudian menyilang. Pada waktu
mengasah digunakan oli atau air sebagai pelicin
284
Berikut adalah gambar mengasah pahat lurus dengan cara
melingkar silang. Perhatikan arah pengasahan.
3). Mengasah menggunakan Batu asah lengkung
Gambar di bawah ini menunjukkan cara mengasah pahat kuku
kecil bagian dalam dengan menggunakan batu asah lengkung.
Cara mengasah didorong bkedepan dan kebelakang
285
Gambar dibawah ini menunjukkan cara mengasah pahat kuku
bagian luar
Teknik Membubut Dua Senter ( Profil Cembung, Cekung Dan Alur )
Tujuan Khusus
Setelah mempelajari unit IV ,Anda memilki kemampuan
1 Menjelaskan teknik membubut dua senter (profil cembung, cekung
dan alur ) secara tepat,
2 Memasang benda kerja padamesin bubut sesuai prosedur
3 Membubut dua senter profil cembung,cekung dan alur
4 Menjelaskan secara singkat proses membubut dua senter
Materi Praktek
Sebelum anda prektek membubut lakukan persiapan – persiapan berikut
1 Kenakan pakaian kerja dan perlengkapan keselanatan kerja seperti
penutup kepala, masker/kaca mata
2 Periksa semua alat dan mesin yang akan digunakan dan yakin
bvahwa alat/mesin tersebutdapat berfungsi dengan baik
3 Bacalah gambar jkerja dengan cermat, agar tidak terjadi kesalahan
teknis di dalam pengerjaan
Proses Kerja
1 Potonglah kayu sesuai dengan ukuran pada gambar kerja ditambah 2
cm pada setiap ujungnya
2 Buetlah garis diagonal pada setiap ujung kayu dengan menggunakan
penggaris dan pensil untuk menentukan titik senter
286
3 Tandailah titik senter dengan menggunakan drip atau palu besi
4 Ketamlah sudut-sudut kayu menjadi segi delapan dengan
menggunakan ketam baja
5 Pasanglah benda kerja pada senter mesin bubut . Kemudian aturlah
ketinggian penyangga pahat sesuai dengan senter mesin bubut
6 Mulailah pembubutan dari bentuk segi delapan menjadi silinder
dengan menggunakan pahat kuku besar
287
7 Ratakan bentuk silinder dengan menggunakan pahat lurus atau pahat
miring/serong
8 Ukurlah benda kerja dengan menggunakan jangka luar (outside
caliper)
9 Haluskan benda kerja dengan menggunakan kertas ampelas
10 Bentuklah bubutan cembung , cekung dan alur dengan menggunakan
pahat kuku, pahat miring, pahat lurus
288
Penyelesaian Akhir
1 Haluskan benda karja sekali lagi dengan menggunakan kertas
ampelas
2 Lapisi permukaan benda kerja dengan menggunakan kain yang
dibasahi cairan teak oil atau politur. Lakukan secara berulang –
ilangpada saat benda kerja sedang berputar sehingga permukaan
rata dan serat-serat kayu kelihatan alami
TUGAS AKHIR PRODUK KERJA BUBUT
Buatlah benda kerja dengan teknik membubutcembung, cekung dan alur
sesuai tahapan –tahapan membubut dan gambar kerja berikutnya
289
290
Contoh Produk Bubut
291
LEGS
292
B. Teknik Membubut Mangkok Dan Piring
PRASYARAT
Sebelum mempelajari buku ini, alangkah baiknya bila anda telah
membaca atau memahami modul sebelumnya, yaitu Membubut Pejal
Dengan Profil : Cembung, Cekung, Alur
RUANG LINGKUP MATERI
Modul ini tardiri dari 2 unit pembelajaran, yaitu :
1 Teknik Membubut satu senter menggunakan piring pembawa & chuck
2 Melapisi permukaan benda kerja di mesin bubut
TUJUAN UMUM
Membubut mangkok & piring serta melapisi permukaan benda kerja di
mesin bubut
“Demi kenyamanan dan keamanan anda dalam berlatih, jangan lupa
rambu – rambu keselamatan kerja”
TES AWAL
1 Jelaskan apa yang anda ketahui tentang bubut satu senter !
2 Apa fungsi dari piring pembawa ?
3 Apa fungsi dari chuck?
4 Jelaskan cara memasang benda kerja pada mesin bubut!
5 Jelasskan proses bpembubutan mangkok dan piring !
6 Jelaskan cara melapisi permukaan benda kerja di mesin bubut !
MATERI PEMBELAJARAN
UNIT 1 : TEKNIK MEMBUBUT MANGKOK DAN PIRING
Tujuan Khusus
Setelah mempelajari unit 1 ini, Anda memiliki kemampuan
1 Menjelaskan secara tepatteknik bebet satu senter menggunakan
piring pembawa mangkok
2 Memasang benda kerja pada mesin bubut sesuai prosedur
3 Membubut mangkok dan pring sesuai proses kerja yang benar
4 Menjelaskan secara singkat proses membubut mangkok dan piring
Uraian Materi
1. Teknik Membubut Satu Senter
Teknik membubut satu senter adalah membubut menggunakan satu
senter hidup , sedang untuk memegang benda kerja dipergunakan
piring pembawa atau chuck.
a. Piring Pembawa ( Face Plate )
293
Piring pembawa berfungsi untuk memegang benda kerja yang
berdiameter besar ( yang tidak muat bila dicekam dengan chuck )
b. Chuck ( Cekam )
Cekam berfungsi untuk memegang benda kerja. Cekam ada yang
berggig 4 atau 3. Cekam dipasang pada senter hidup ( sumbu
utama ) dengan pengikat berulir.
2 Cara Menyiapkan dan Memasang Benda Kerja Pada Piring Pembawa
a. Buat Ganbar Lingkaran pada benda akerja dengan menggunakan
jangka
b. Potong benda kerja menggunakan mesin gergaji pita ( bandsaw )
294
c. Pasang benda kerja pada piring pembawa dengan cara disekrup
dan dikencangkan menggunakan obeng.
A. Proses Kerja Pembubutan
a. Pasanglah benda kerja yang sudah menempel di piring pembawa
pada sumbu utama mesin bubut
b. Aturlah ketinggian penahan pahat sejajar dengan titik tengah
benda kerja
c. Yakinkan bahwa bendas kerja sudah terpasang dengan benar
pada sumbu utama dan tidak bersinggungan dengan penyangga
pahat
d. Hidupkan mesin bubut edan mulailah membubut bagian luar
mangkok mengunakan pahat penggaruk atau pahat kuku sesuai
bentuk & ukuran pada gambar kerja
e. Aturlah penyangga pahat di depan benda kerja dengan ketinggian
sejajar dengan titik tengah benda kerja, kemudian bubutlah
295
mangkok bagian dalam menggunakan pahat kuku atau pahat
penggaruk.
Mulailah pembubutan dari tepi mangkk menuju ke tengah mangkk
hingga mencapai kedalaman tertentu sesuai ukuran dan bentuk
pada gambar kerja
f. Lakukan pengukuran bubutan cembung dengan menggunakan
mal
g. Lakukan pengukuran dalam mangkok menggunakan penggaris
logam
h. Lakukan pengukuran ketebalan mangkok menggunakan jangka
luar ( outside caliper )
296
i. Lakukan penghalusan bagian luar dan dalam mangkok dengan
menggunakam kertas ampelas
Tugas
1. Jelaskan teknik bubut satu senter menggunakan piring pembawa
dan chuck !
2. Bagaimana cara memasang benda kerja pada mesin bubut ?
3. Jelaskan proses membubut mangkok dan piring ¡
4. Bubutlah mangkok dan piring sesuai proses kerja yang benar !
Baca dan cermati gambar kerja untuk mangkok dan piring di
bawah ini.
” Masukkan gambar kerja Membubut Mangkok dan Piring dari
teks asli !”
UNIT 2 : MELAPISI PERMUKAAN BENDA KERJA DI MESIN BUBUT
Tujuan Khusus
Setelah mempelajari unit 2, Anda memiliki kemampuan
1. Melapisi permukaan benda kerja di mesin bubut sesuai prosedur
2. Melapisi benda kerja dari piring penbawa sesuai prosedur
Uraian Materi
1 Melapisi Permukaan Luar dan Dalam Mangkok dengan teak oil atau
politur menggunakan kaos spon. Lakukan pekerjaan berulang-ulang
pada saat benda kerja ( mangkok ) sedang berputar hingga
permukaan kelihatan rata dan serat kayu tampak alami. Usahakan
agar putaran mesin pelan
297
2 Melepas Benda Kerja
a. Untuk melepas benda kerja dari piring pembawa, dengan cara
melepas sekrup menggunakan obeng hingga lepas dari piring
pembawa
b. Bersihkan bekas lubang sekrup dengan menggunakan ampelas
kertas/pahat
Gambar Kerja

299
BAB IV
C. TEKNIK KERJA UKIR
1. Perlengkapan Kerja Ukir kayu dan Peralatan Kerja Ukir
a. Perlengkapan Kerja Ukir
Teknologi kerja ukr kayu memerlukan perlengkapan yaitu meja
kerja sebagai tempat landasan untuk mengukir dan kursi
sebagai tempat duduk untuk kerja supaya mendapatkan
kenyamanan dalam kerja ukir, penerangan ruangan, sistem
sirkulasi udara (ventilasi ruangan), ruangan harus memadahi
sehinga dengan kelengkapan tersebut diatas akan didapatkan
situasi kerja yang nyaman.
Gb 1. Meja dan kursi
kerja Ukir
b. Peralatan Kerja Ukir Kayu
Alat pokok kerja ukir kayu adalah seperangkat pahat ukir
yang terdiri: 20 bilah pahat bentuk penguku
10 bilah pahat bentuk penyilat
1-3 bilah pahat bentuk pengot
5-10 bilah pahat bentuk kol
3-5 bilah pahat bentuk V (ve/pahat coret)
Proses Pembuatan Pahat Ukir secara Tradisional:
Pembuatan alat ukir berupa seperangkat pahat melalui
penyediaan bahan pokok besi baja yang bagus.Ada dua jenis
bahan besi baja yang biasa dipergunakan sebagai bahan baku
pembuatan pahat ukir yaitu : besi baja batangan dan besi baja
bekas gergaji ( band saw dan gergaji sirkel/circular saw) dari
dua jenis bahan itu tentu saja akan didapatkan produk alat ukir
yang berbeda pula, baik dari ketajaman mata pahat maupun
bentuk permukaan / tekstur bilah pahat. Hal ini sangat
dominan sekali karena berbeda bahan.Kalau pahat ukir yang
terbuat dari bahan baku dari bahan baku besi bekas
kereta,kualitas permukaan bilah pahat akan terasa halus,padat
dan rata. Ini dikarenakan teknik gerenda dan pemadatan
300
cukup matang. Tetapi kelemahan dari pahat ukir ini tidak
sempurnanya tingkat penyepuhan besi ketika dalam proses
tempa.Sedangkan pahat ukir yang terbuat dari lempengan
bilah gergaji bekas band saw,tingkat ketajaman mata ukir
sangat tajam. Kelemahan dari pahat ukir ini ketebalan pahat
yang sangat minimum,karena dari bahan yang sudah tersedia
tipis dan cenderung tidak bisa ditebalkan.
Adapun tahapan pembuatannya adalah sebagai berikut :
a) Proses perapian bahan pahat untuk melunakkan bahan
besi baja
b) Proses pembentukan awal untuk mencapai ketebalan
bahan yang dikehendaki
c) Proses pembentukkan akhir dan menghaluskan pahat
ukir.
Gb 2. Proses melunakkan besi baja
Gb 3. Proses pembentukan awal
Gb 4. Proses pembentukan akhir/menghaluskan permukaan pahat
301
Gb 5. Peralatan dan mal untuk pembuatan pahat
Gb 6. Hasil akhir produksi pahat ukir dalam 1 set
Gb 7. Pahat Penguku Gb 7. Pahat Penyilat
Alat Bantu dalam Kerja Ukir terdiri: Pensil/spidol, alat
pengukur/meteran,sikat ijuk, siku, ketam, alat potong/gergaji
mesin/manual,kertas pola, mesin bor, mesin skrol/jigsaw,
klem,dll.
Mesin Skrol saw
Mesin ini sangat penting dalam kerja ukir terutama saat kita
mengerjakan ukiran yang berlobang. Mesin ini sangat banyak
digunakan di SMK-SMK Seni dan Budaya terutam pada
Program Keahlian Kriya Kayu, pada industri mebel dan ukiran.
Mesin jenis tersebut jenis mesin buatan pabrik yang memiliki
keterbatasan ukuran papan kerja maksimal 50 cm persegi.
302
Sedangkan diperusahaan-perusahaan mebel di Jepara
umumnya menggunakan mesin skrol (dikenal dengan nama
mesin bobok/pelobang) rakitan sendiri yang mampu melobang
pada papan kerja dengan ukuran lebih dari 1 meter persegi.
Mesin Jigsaw
Jig saw juga bisa digunakan untuk membantu kerja ukir
terutama untuk membuat lobang yang besar-besar dan juga
apa bila ukuran benda yang diukir cukup besar dan tidak dapat
dijangkau dengan mesin skrol saw.
Gb. 8 Mesin Skrol dan jigsaw
Mesin Bor
Mesin bor juga sangat penting untuk membantu kerja ukir
manakala kita mengukir dengan teknik kerawangan atau juga
membantu membuat lobang sebelum benda kerja di skrol. Ada
dua jenis mesin bor yakni mesin bor duduk dan portabel
Gb 9. Bench drill Gb 10. Portable drill
Klem Meja
Klem meja biasa dikenal berbentuk huruf F dan G, dalam
proses ukiran kayu klem merupakan alat bantu yang sangat
penting. Disamping berfungsi untuk memegang benda kerja
tidak bergerak kesana-kemari juga agar posisi kayu flet
dengan meja kerja sehingga dapat terhindar kerusakan benda
kerja
303
Palu kayu
Palu kayu merupakan alat yang penting dalam kerja ukiran
kayu. Ada 2 macam palu: terbuat dari bahan kayu dan dari
bahan karet. Dua jenis tersebut dapa digunaka digunakan
tetapi lebih senang bila menggunakan palu kayu, karana lebih
lembut dan kenyal.
Gb 11. Klem F dan G
Gb 12. Pukul kayu
Sikat Ijuk
Dalam kerja ukiran diperlukan pula sikat ijuk yang berfungsi
untuk membersihkan kotoran kayu pada ukiran yang telah
selesai di ukir.
Peralatan kerja bangku
Peralatan kerja bangku juga diperlukan dalam kerja ukir,
antara lain: gergaji potong, ketam, rol meter, try square, pensil,
dll
Gb 13. Sikat ijuk Gb.13. Alat kerja bangku/manual
304
2. Penggunan alat dengan benar
Pengertian penggunaan alat dengan benar di dalam teknik kerja
ukir kayu yang terpenting adalah pertama cara penggunaan (cara
memegang pahat dan penerapannya), kedua memastikan bahwa
setiap pahat yang akan digunakan selalu dalam kondisi tajam.
Kedua hal tersebut sangat penting karena sangat berpengaruh
terhadap efektivitas, kualitas hasil pahatan, dan kecepatan dalam
memperoleh hasil ukiran. Berikut ini dijelaskan jenis, bentuk dan
cara penggunaan dari masing-masing jenis pahat, antara lain
sebagai berikut:
a. Pahat Penguku
§ Pahat penguku dalam satu 1 set pahat ukir berjumlah 20
bilah
§ Ukuran lebar pahat dimulai dari paling kecil 1,5 mm sampai
dengan 40mm.
§ Panjang pahat 220-250 mm, tebal kurang lebih 1,5 mm.
§ Fungsi pahat penguku digunakan untuk membuat ukiran
bentuk lengkung, melingkar, membuat bentuk cembung,
cekung, ikal, dan pecahan/cawenan
b.
Gb 14. Pahat penguku 20 bilah Gb. 15. Detail bentuk pahat penguku
Gb 16. Cara menggunakan pahat penguku
305
b. Pahat Penyilat
§ Pahat penyilat dalam satu set pahat ukir berjumlah 10 bilah
§ Ukuran lebar dimulai dari paling kecil 1 mm sampai dengan
40mm panjang 220-250 mm, tebal kurang lebih 1,5 mm
§ Fungsi pahat penyilat untuk membuat pahatan/ukiran bentuk
garis lurus dan bentuk cembung lurus dan
cekung/dasaran/lemahan.
Gb. 17 Pahat penyilat Gb 18. Detail bentuk pahat penyilat
Gb 19. Cara menggunakan pahat penyilat
c. Pahat Pengot
§ Pahat pengot dalam 1 set pahat ukir berjumlah 1- 3 bilah
§ Bentuk mata pahat miring menyudut,ukuranyang biasa
dipakai antara 4 mm sampai dengan 10 mm, panjang 220-
250 mm, tebal kurang lebih 1,5 mm.
§ Fungs pahat pengot digunakan untuk membersihkan sudut/
sela-sela dasaran ukiran yang sulit dijangkau dengan pahat
perata/penyilat
306
Gb 20. Pahat bentuk pengot
d. Pahat Kol
§ Pahat kol dalam 1 set pahat sebanyak 5 -10 bilah
§ Ukurannya dimulai dari paling kecil 5 mm sampai dengan
45 mm, panjang 220-250 mm, tebal kurang lebih 0,75 mm.
§ Fungsi pahat kol untuk membuat pahatan/ukiran bentuk
cekung yang dalam seperti alur lengkung, juga biasa untuk
membuat hiasan texture untuk karya seni. Pahat ini juga
digunakan untuk mengerjakan bagian-bagian cekung
yang tidak dapat dikerjakan dengan pahat penguku.
Gb 21. Pahat kol Gb 22. detail bentuk pahat kol
e. Pahat Coret
§ Pahat coret dalam 1 set pahat ukir berjumlah 1 – 3 bilah
§ Ukuran lebar dimulai dari yang paling kecil 3 mm sampaii
dengan 1,5 cm.
§ Fungsi pahat coret untuk membuat pahatan/ukiran
isian/hiasan daun atau bunga, dan texture untuk karya
seni.
307
Gb 23. Pahat pengot
f. Cara merawat dan Menajamkan/mengasah pahat
§ Batu asah
Dalam kerja ukir pahat harus selalu dirawat/dijaga selalu dalam
keadaan siap pakai/tajam. Cara menajamkan pahat biasanya
menggunakan batu asahan. Batu asahan dipasaran ada dua
jenis, yaitu batu asahan yang diproduksi oleh pabrik dan
perusahaan tradisional. Batu asahan yang diproduksi oleh
pabrik ini biasanya disebut batu asah minyak, batu asah ini pada
waktu dipakai menggunakan minyak pelumas/olie. Sedangkan
batu asahan tradisional menggunakan air.
Batu asahan minyak biasanya ada dua permukaan yang
berbeda; satu permukaan kasar dan satu permukaan halus.
Fungsi permukaan yang kasar biasanya digunakan untuk
memperbaiki apabila permukaan mata pahatnya rusak akibat
misalnya jatuh dari meja kerja atau rusak karena kesalahan
teknis. Sedangkan permukaan yang halus biasanya digunakan
untuk menajamkan pahat ukir terutama pahat penyilat/pahat
mata lurus.
Batu asah gunung memiliki dua permukaan yang sama yaitu
halus saja atau kasar saja. Batu asah ini khusus untuk
menajamkan, baik pahat lurus dan lengkung.
Gb 24. Batu asah minyak Gb 25.Batu asah air
308
§ Cara menajamkan pahat ukir
Pahat Penguku
Diasah pada sisi sudut batu asah, dimulai dari pahat yang
ukuran terkecil, sampai pada mata pahat yang terbesar.
Apabila pengasahan tidak sesuai dengan sisi sudut batu asah
maka mata pahat kuku ini dapat berubah bentuknya seperti
cekung bagian tengah mata pahat.
Gb 26. Cara mengasah pahat penguku Gb 27. Cara mengasah pahat
bagian dalam mata pahat penguku bagian luar
Pahat Penyilat/Mata lurus
Diasah pada permukaan batu asah yang datar, dimulai dari
pahat yang terbesar n sampai pada mata pahat yang terkecil.
Jadi urutannya kebalikan dengan cara mengasah pakat
penguku.
Gb 28. Cara mengasah pahat penyilat Gb 29. Cara mengasah pahat
bagian dalam mata pahat penyilat bagian luar
§ Perawatan Pahat Ukir
Selain menjaga pahat ukir selalu dalam kondisi tajam, pahat
ukir perlu dirawat antara lain dengan membersihkan setiap
bilah pahat dengan kain setiap selesai digunakan, dan untuk
menjada bilah pahat terhindar dari karatan setiap bilah pahat
dilap dengan kain yang dibasahi degan olie.
309
3. Keselamatan Kerja
Perlengkapan dan manfaat kesehatan dan keselamatan kerja
dalam kerja ukir antara lain terdiri:
§ Pakaian kerja, melindungi dan mengindari kotoran kayu pada
masa kerja ukir.
§ Sepatu kerja, pada masa kerja ukir kayu harus memakai
sepatu agar terhindar kecelakaan/terkena pahat yang jatuh
dari meja kerja.
§ Kaos tangan, diperlukan pada waktu kita sedang mengasah
pahat dan merawat pahat agar tangan kita tidak terluka dan
kotor.
§ Masker, diguna pada waktu kita sedang membersihkan ukiran,
pengamplasan dan finishing.
4. Latihan/Praktek Kerja Ukir Kayu
a. Mengenal Ragam hias diterapkan dalam ukiran kayu
di Indonesia
Sebelum melaksanakan latihan teknik kerja ukir kayu perlu
kiranya kita mengenal ragam hias yang berkembang dan
diterapkan pada ukiran kayu di Indonesia antara lain sebagai
berikut:
Motif Pejajaran berasal dari ukiran kayu yang terdapat pada
makam Sunan Gunung Jati, motif Majapahit berasal dari tiang
pendopo Mesjid Demak, motif Bali banyak ditemui di pintupintu
Pura Bali, motif Mataram diambil dari ornamen wayang
purwa kerajaan Demak. Motif Jepara hasil dari ornamen di
makam Mantingan Jepara, motif Madura yang terkenal dengan
sifatnya yang khas berasal dari keraton keraton Sumenep,
motif Pekalongan dikenal memiliki bentuk yang hampir mirip
dengan dengan motif Pejajaran dan Mataram. Motif Surakarta
bermula dari keraton Surakarta dan motif Yogyakarta juga
berasal dari keraton Yogyakarta.
Berikut ini disajikan gambar motif dan uraian dari
bagianbagian motif klasik tradisional yang berkembang pada
zaman islam di Jawa yang telah yang mencapai puncak
kejayaan pada zaman kerajaan-kerajaan besar di Jawa dan
sekitarna, antara lain sebagai berikut:
310
Ragam Hias Pejajaran
Ragam Hias Pejajaran
berbentuk ukel dari daun pakis dan
bentuknya serba bulat. Bentuk ukel
seperti tanda koma, Angkupnya
berbentuk bulat juga. Ujung ukel
berbentuk patran miring.
Ragam Hias Pejajaran ini dapat
kita lihat di Makam Sunan Gungung
Jati, pada suatu bangsal dari kayu
berukir. Menurut sejarah, semula
adalah bangsal Taruma Negara dari
Kerajaan Prabu Siliwangi. Makam
tersebut terletak di dekat sungai
Citarum di daerah Cirebon. Ragam
Pejajaran diketemukan oleh Dinas
Purbakala.
Pokok dan Dasar Motif
Pejajaran:Bagian Pokok:
Cembung,semua daun atau
bunga besar maupun kecil, dibuat
cembung (bulat).
Gb 30. Motif Pejajaran
Angkup: Mempunyai beberapa angkup antara lain angkup besar,
angkup tanggung, angkup kecil.
Culo: Ialah unsure yang penting untuk mengetahui bahwa itulah
motif Pejajaran. Lain dari pada itu tanda culo, berbentuk cembung.
Motif Pejajaran besar maupun tanggung dan kecil ada culonya.
Endong: Ialah sehelai daun yang selalu digendong oleh daundaun
pokok (daun yang besar) atau suatu trubusan yang selalu
tumbuh di belakang daun pokok.
Simbar: Ialah sehelai daun tambahan yang tumbuhnya pada daun
besar atau daun pokok yang berdampingan dengan tangkai
angkup.
Benangan: Yaitu gagang yang terletak di bagian muka ulir atau
daun melingkar menuju ulir atau hiasan yang berwujud seperti
benang di bagian sehelai daun. Bentuk ini menambah manis dan
cantiknya motif tersebut.
Pecahan: Ialah garis penghias daun; bentuk pecahan ini
diselaraskan dengan motif tersebut.
311
Ragam Hias Majapahit
Ragam Hias Majapahit berbentuk
bulatan dan krawingan (cekung)
dan terdiri dari ujung ukel dan daundaun
waru maupun pakis. Dalam
raga mini patran (daun) diwujudkan
krawing (cekung). Bentuk Ragam
Hias Majapahit untuk ragam pokok
berbentuk seperti tanda Tanya.
Ragam-ragam ini terdapat pada
bekas-bekas potongan batu yang
hanya sedikit, dan pada potongan
kayu yang sudah rusak. Ragam
Majapahit diketemukan oleh Ir. H.
Maclaine Pont, seorang pejabat
pada Museum Trowulan dan juga
dapat dilihat pada tiang Pendopo
Masjid Demak.
Gb 31. Motif Majapahit
Menurut sejarah tiang tersebut merupakan benda peninggalan
kerajaan Majapahit yang dibawa oleh R. patah.
Pokok dan dasar Motif Majapahit
BagianPokok: Campuran cekung dan cembung, memang
daun ini merupakan
campuran yang sesuai untuk menambah baiknya motif tersebut.
Angkup: Ragam ini mempunyai dua angkup, yang berbentuk
cembung dan cekung memakai ulir menelungkup pada sehelai
daun pokok.
Jambul: Ragam ini mempunyai jambul susun dan jambul satu. Ini
suatu t anda untuk daun-daun pokok atau daun lainnya.
Jambul yang satu untuk daun yang tanggung. Adapun daun kecil
tidak memerlukan jambul. Jambul ini diletakkan di muka bagian
atas ulir pada penghabisan ulir angkup.
312
Trubusan: (daun semi) ialah sehelai daun yang terletak di atas
angkup atau daun besar berebentuk bulat atau cekung (krawing),
baik daun tanggung maupun daun kecil.
Benangan: Sama dengan motif Pejajaran, hanya bedanya jika
motif Majapahit mempunyai benangan rangkap. Benangan
rangkap ini dipakai pada daun yang besar dan benangan satu
pada daun yang tanggung.
Simbar: Ialah sehelai daun tambahan yang tumbuh pada daun
besar atau pokok daun pada bagian bawah, berdampingan
dengan tangkai angkup.
Pecahan: Sama dengan pada motif Pejajaran
Ragam Hias Bali
Ragam Hias Bali hampir sama
dengan Ragam Hias Pejajaran.
Bedanya terletak pada ujung ukel
dihiasi dengan sehelai patran. Jadi
ukel besar kecil, bulat cekung,
pecahan, ada pula daun yang
runcing.
Ragam Hias bali oleh orang Bali
dinamakan Patre Punggel. Ragam
ini dapat dilihat di pura sebagai
hiasan pintu masuk. Juga di kotakota
besar yang sudah banyak
didapatkan patung-patung Bali
Klasik.
Pokok dan Dasar Motif Bali
Bagian Pokok: Campuran
cekung dan cembung serta
campuran daun ini. Daun yang
besar atau tanggung, sehingga
bentuk daun dapat
dimengerti jika daun inilah motif Bali. Gb 32. Motif Bali
Pokok Daun: Sehelai daun yang tumbuh di tengah-tengah
daun yang lain dan tertutup oleh angkup. Batas dan garis
pokok berimpitan dengan ulir muka (benangan) dan masuk pada
angkupnya.
Angkup: Sehelai daun yang menutup daun pokok dari pangkal
hingga sampai pada ujungnya dan pada ujung daun berulir.
313
Benangan: Berbentuk cekung melingkar di bagian muka ulir dan
tidak berimpitan dengan garis-garis yang lain dan ujungnya
berulir.
Sunggar: Sehelai daun yang tumbuh membalik di muka
berbentuk krawingan, yang pokoknya tumbuh dari ulir
bagian benang.
Endong: Sehelai daun yang selalu tumbuh di belakang
(punggung) daun pokok, yang berbentuk cempalukan berulir
atau daun punggel.
Trubusan: (daun semi) sehelai daun tambahan yang tumbuh di
bagian ujung atau atas daun pokok, menambah indahnya daun
itu.
Simbar: Ialah sehelai daun tambahan yang tumbuh pada daun
besar atau daun pokok di bagian bawah berdampingan
tangkai angkup.
Pecahan: Suatu cawenan yang memisahkan daun pokok, terletk
ditengah-tengah daun itu, menambah baiknya dari suatu motif
Bali.
Ragam Hias Mataram
Motif Mataram ini jika
ditinjau dari gambar ukir,
berasal dari pakaian wayang
purwa. Bentuknya mirip
bentuk cawenan-cawenan
pakaian wayang.
Dapat disimpulkan, ukiran motif
Mataram mengambil motif ukiran
wayang purwa Kerajaan
Demak. Sebab, menurut
sejarah, pada waktu
kerajaan Demak mengalami
masa surut, wayang dibawa pula
ke Kerajaan Mataram.
Dalam pelaksanaannya, motif
Mataram berbentuk krawingan.
Pokok dan Dasar Motif
Mataram:
Pokok: Berbentuk krawingan
atau cekung, bagian muka
Gb 33. Motif Mataran
314
dan atas memakai ulir atau polos dan ada pula daun
yang menelungkup.
Daun-daun motif Mataram ini sifatnya menyerupai daun alam
(bentuk digubah) dan cara hidupnya bergerombolan, sehingga
menggambarkan kesatuan atau menuju kesatu titik (memusat).
Benangan: Yang mempunyai bentuk benangan timbul dan cawen
melingkar menuju ulir muka.
Trubusan: Yang mempunyai bentuk sehelai daun kagok, bengkok
tumbuh di bagian muka benangan dan berhenti di bawah ulir.
Pecahan: Ialah suatu pecahan yang bentuknya menyobek sehelai
daun memakai irama berbelok-belok, sehingga menambah
baiknya masing-masing daun.
Ragam Hias Jepara
Ragam Hias Jepara
dikembangkan oleh
penduduk Jepara, untuk perhiasan
rumah tangga di daerah itu
sendiri. Juga diperdagangkan ke
Luar Negeri.
Ragam Hias tersebut dari ukiran
kayu; misalnya alat- alat rumah
tangga, berupa: peti
untuk penyimpan barangbarang
perhiasan, kursi tamu,
almari, buffet, toilet, dan lainlainnya.
Untuk keperluan rumah tangga
misalnya; gebyok yakni
dinding antara serambi
rumah dengan ruang
peringgitan (ruang muka) yang
sering terdapat di sekitar
daerah Jepara dan kudus.
Gb 34. Motif Jepara
Peninggalan pertama yang masih dapat kita lihat yaitu hiasan
ornamen yang ada di Makam Mantingan Jepara.
Pokok dan Dasar Motif Jepara
Pokok: Dari motif ini garis besarnya berbentuk prisma segi tiga
yang melingkar-lingkar dan dari penghabisan l ingkaran
berpecah- pecah menjadi beberapa helai daun, menuju ke
lingkaran gagang atau pokok dan bercawenan seirama
dengan ragam tersebut.
315
Buah: Ialah di bagian sudut pertemuan lingkaran, berbentuk
bulatan kecil- kecil bersusun seperti buah wuni.
Pecahan: Ialah cawenan yang berbentuk sinar dari sehelai daun
Lemahan: Ialah dasar, dalam prakteknya tidak begitu dalam ada
juga yang di krawang atau tembus.
Ragam Hias Madura
Motif Madura mempunyai corak
tersendiri, bentuk daunnya agak
kaku, biasanya untuk perhiasan
kamar.
Ragam ini diujudkan berlapis
(bersusun), daun yang ada di
sebelah muka terpisah
dengan daun di belakang,
tetapi merupakan satu
rangkaian.
Motif Madura diciptakan oleh para
ahli seni di daerah itu sendiri
tidak mencontoh motif dari
daerah lain. Motif tersebut
tidak diperdagangkan seperti
ukiran dari daerah Jepara
yang merupakan sumber
penghidupan rakyat setempat.
Akan tetapi juga kita dapat
melihat motif ukiran Madura itu
Gb 35. Motif Madura
di gedung Museum Pusat (museum Gajah) Jakarta.
Sebagai contoh diberikan perhiasan melengkung di atas sebuah
pintu yang pada waktu itu dipersembahkan
penduduk kepada Gubernur Jenderal De Greaff
dan sesudah beliau kembali ke Negeri Belanda, barang tersebut
dipasang pada salah sebuah pintu di museum
Pokok dan Dasar Motif Madura
Pokok: Raga mini mengubah patran yang diselingi dengan
isian(isen-I seni) bunga, buah, daunnya melengkung
membentuk tanda Tanya dan bentuk daunnya cekung
(krawing).
Pecahan: Tiga baris panjang pendek dari benangan menuju ujung
daun motif.
Benangan: Timbul dari pangkal daun menuju ke ulir daun
tersebut.
316
Ragam Hias Cirebon
Di kota Cirebon dan
sekitarnya terdapat seni ukir kayu
yang mempunyai gaya
tersendiri. Pada dasarnya
ragam hias tersebut dapat
dibedakan menjadi tiga bagian,
yaitu ragam hias awan, bukit
batu karang dan motif
tumbuh- tumbuhan.
Masing-masing mempunyai
cirri khas yang menunjukkan
perbedaan antara yang satu
dengan lainnya.
Ragam Hias awan dapat
diketahui, dengan
adanya garis sudut-menyudut
yang terpajang dari pilin
berupa belah ketupat yang
letaknya mendatar. Pada
rangkaian belah ketupat
tidak terdapat rangkaian
tanaman, dan dapat juga Gb 36. Motif Cirebon
diketahui dari cara meletakkannya.
Ragam Hias batu karang dapat diketahui dengan
adanya batu karang yang menjalar pada pilin- pilin seperti
belah ketupat yang berantai, bagian pinggir bergelombang dan
sudutnya dibulatkan. Garis sudut menyudut yang
terpajang dari belah ketupat berdiri tegak.
Adapun Ragam Hias Cirebon yang bentuknya merupakan
gubahan bentuk tumbuh-tumbuhan mempunyai
bentuk hamper sama dengan ragam hias Pejajaran.
Begitu pula bentuk timbul cekungnya menunjukkan perbedaan
yang jelas sekali. Gambar orang dan binatang menurut ragam
gias Cirebon sering dilukiskan dalam bentuk ragam hias tanaman.
Hal ini dilakukan berhubung dengan adanya larangan
dalam agama Islam untuk melukiskan manusia dan binatang.
Selain ragam Cirebon yang diwujudkan dalam bentuk sulursuluran
kembang bakung, banyak juga ragam hias lain
dalam bentuk Pohon Hayat yang mempunyai arti simbolik,
bahwa: Pembagian dunia itu serba dua yang menyatakan
dunia atas (burung enggang), dunia bawah (ulur), serta
keesaan Tuhan digambarkan dengan pohon Hayat.
Pokok dan Dasar Motif Cirebon
317
Pokok: Raga mini mirip dengan ragam Pejajaran yang berbentuk
cembung bercampur cekung(bulat dan krawing), merupakan
komposisi besar kecil yang berbuah dan berbunga.
Angkup: Menelungkup pada bagian daun pokok melingkari
ragam pokok.
Ragam Hias Pekalongan
Motif Pekalongan
termasuk seni ukir yang
tidak kalah dengan motif yang
lain dan mempunai corak
tersendiri, juga mempunyai
bunga dan buah seperti
bakung. Ukiran ini kurang
dikenal, sebab tidak
dikembangkan atau tidak
diperdagangkan penduduk
setempat,hanya dipergunakan
untuk perhiasan rumah tangga.
Karena Pekalongan terkenal
dengan batiknya, maka batik
inilah yang dikembangkan oleh
penduduk di kota tersebut.
Gb 37. Motif Pekalongan
Pokok dan dasar MotPekalongan Pokok : Dasar motif
pekalonganmirip Pajajaran yang berbentuk cembung
dan dan cekung.
Angkup : tumbuh melingkari ragam pokok dengan angkup
yang bersusun.
Benangan : berbentuk timbul menghubungkan ulir yang satu
dengan yang lain, sama dengan ragam mataram.
Pecahan, hanya terdapat pada lingkaran besar dan daun-daun.
318
Ragam Hias Surakarta
Ragam hias Surakarta
mengambil gubahan patrari dan
ukel pakis yang sedang
menjalar dengan bebas,
berbentuk cembung dan
cekung, yang dilengkapi dengan
buah dan bunga.
Hasil seni merupakan gaya
pembawaan danwatak
penciptaan pengaruh alam
sekitarnya.
Pada umumnya penduduk
Surakarta gemar akan gerak
irama yang bebas namun tetap
memenuhi syarat komposisi.
Gb 17. Motif Surakarta
Seolah-olah ada keseragaman hidup masyarakat Surakarta
dengan aliran Benagawan Solo.
Ragam hias ini masih banyak terdapat di sekitar keraton Solo, di
Museum Radya Pustaka,
dan di tebeng Langse Makam Pujangga Ronggo Warsito di desa
Palar Klaten, diambil juga gubahan daun bakung dan kangkung.
Pokok dan dasar motif Surakarta:
Pokok : dasar motif Surakarta mirip motif campuran antara
ragam hias Jepara dan Pekalongan yang berbentuk cembung dan
cekung serta runcing dan bulat.
Angkup : digubah dari daun pakis yang berbentuk sesuai dengan
angkup ragam hias Bali.
Benangan dan pecahan : membentuk garis yang pada ujung
melingkar .
319
Ragam Hias Yogyakarta
Ragam hias Yogyakarta
mengambil gubahan sulur-sulur
yang berbentuk pilin tegar.Sulur
bunga sebetulnya akar gantung,
melilit menyerupai tali yang
bergelombang. Pada jarakjarak
yang tertentu ada buku-buku
dari sinilah selalu tumbuh keluar
tangkai daun, yang berbentuk
seperti pilin.
Pilin-pilin ini mengikalke kanan dan
kekiri berganti-ganti. Pada
ujung tiap-tiap tangkai daun,
ada buah dan bunganya. Daundaun
yang menempel pada
tangkainya, mengikal berlawanan
arah. Penjelasan ini diberikan oleh
Dr. Brandes. Ragam hias
tersebut banyak digunakan pada
hiasan-hiasan alumunium, perak,
emas dari barang-barang Gb 38. Motif Yogyakarta
kerajinan yang dihasilkan oleh penduduk Yogyakarta
misalnya : alat-alat sendok, asbak, cerana, gong, bejana
kerangka atau sarung keris dan lain-lain.
Pokok dan Dasar Motif Yogyakarta
Pokok : diambil dari gubahan sulur yang berbentuk pilin yang
tegar, bertangkai bulat
Daun : berbentuk mengikal berlawanan, krawing, bulat yang
mempunyai tepi membalik ke atas sebagian sehingga
tampak timbul.
Pecahan : terdapat pada tangkai dan daun
Angkup : seringkali terdapat pada tangkai sulur yang searah
dengan tegarnya tangkai, yang merupakan daun pula.
320
Diantara motif-motif yang berasal dari luar Jawa banyak yang
berasal dari ukiran bambu misalnya suku Dayak di Kalimantan
dan Toraja di Sulaweasi selatan. Begitu juga ukiran yang bercorak
magis dari Irian, Batak dan seluruh wilayah dataran Sumatera
seperti Minangkabau dan merupakan pemunculan dalam rumpun
Melayu
Gb.
Gb 39. Dua orang sedang
mengukir dengan teknik
raut dalam pembuatan
handle mandao
Gb 40. Motif Kalimantan.
321
Gb 41. Ukiran Kayu Batak (bentuk topeng)
Gb 42. Motif Irian Gb 43. Motif Toraja
Disamping ragam hias tradisonal Indonesia yang telah diuraiakan
tersebut diatas. Di Indonesia juga berkembang motif-motif dari
manca negara terutama pada sentra-sentra industri mebel di
Indonesia seperti di Jepara, Klaten, Serenan, Yogyakarta, Bali dll,
Motif-motif tersebut terutama motif-motif eropa diaplikasikan
sebagai unsur hias pada produk-produk mebel, hiasan maupun,
seperti contoh dibawah ini
322
Gb 44. Motif Eropa yang banyak diterapkan di Indonesia
Gb.
45
Be
bar
a
pa
323
Gb 45. Contoh motif Eropa yang banyak dipakai di industri mebel di
Indonesia
Gb 46. Contoh Penerapan Motif Eropa pada Zaman Baroque
Gb. 47. Produk mebel ukiran dengan motif eropa yang
diproduksi dan diperdagangkan di Jepara
324
b. Jenis Ukiran
Jenis Ukiran dapat dikategorikan menjadi 3 tingkatan. Hal ini
berdasarkan tinjauan dari segi teknik penggarapan ukiran
itu sendiri yaitu :
1. Ukiran Datar
2. Ukiran Dalam/Tinggi
3. Ukiran Krawang/Tembus
Ukiran Datar adalah ukiran yang teknik pengerjaannya tidak
mementingkan tingkat penonjolan dimensi gambar tetapi
lebih mengarah pada goresan garis garis gambar atau pola
diatas permukaan bidang ukiran, sehingga terkesan bentuknya
masih datar /rata dengan permukaan .
Ukiran Tinggi/dalam adalah teknik ukir bentuk ukirannya sangat
menonjol sehingga hasil ukiran terlihat berdiri sendiri karena
perbedaan kedalaman dasaran/lemahan, Apabila dasaran/
lemahan bidang ukiran dihilangkan dan menjadi tembus/
kerawang maka biasanya disebut ukiran kerawang/tembus.
Ukiran Tembus/krawangan adalah teknik ukir yang bagian
dasaran/lemahan dilobang dengan gergaji skrol.
Gb. 48 Ukiran datar Gb. 49 Ukiran Tinggi/Dalam
Gb. 50 Ukiran tempel
325
Gb. 51 Ukiran
Tembus/
Krawangan
c. Proses Teknik Ukir Kayu
Pada umumnya proses mengukir kayu terbagi dalam 5 tahapan
yaitu: Tahap Getaki,Grabahi, Matut,
Nbenangi/mecahi,Nglemahi, tetapi sebelum proses mengukir
dimulai akan didahului proses persiapan yaitu menyiapkan pola,
menempel pola, kemudian dilanjutkan dengan proses mengukir,
sebagai berikut:
Gb 52. Proses menempelkan pola ukiran pada papan
1. Nggetaki: ialah membuat pahatan pada permukaan papan
ukiran sehingga gambar atau pola dalam kertas berpindal
menjadi goresan/pahatan garis pada papan.
Gb 53. Proses Nggetaki
326
2. Nggabahi/Globali
ialah membentuk secara kasar dari masing-masing bagian
motif, sekaligus membuang bidang bidang yang nantinya
menjadi dasaran ukiran biasa disebut lemahan.
Gb. 54 Proses nggrabahi
3. Matut :
ialah membuat bentuk ukiran yang telah terbentuk secara
kasar tadi menjadi lebih halus dan sempurna sehingga
bentuk lebih tajam dan permukaan bentuk ukiran menjadi
halus.
Gb 55. Proses menghaluskan bentuk ukiran/matut
4. Mbenangi dan Mecahi : ialah membuat garis hiasan pada
bagian motif sesuai desain. Sehingga bentuk ukiran/motif
akan tampak lebih dinamis.Proses mecahi dapat
menggunakan 2 jenis pahat bia menggunanakan pahat
penguku atau penyilat atau pahat coret.
.
Gb. 56 Proses mengukir tahap
nbenangi/mecahi
327
5. Nglemahi : ialah menyempurnakan dasaran ukiran menjadi
lebih halus, bersih dan rapi.
Gb 57. Proses membuat
dasaran/lemahi
Gb 58. Produk ukiran
telah selesai dan siap
difinishing
d. Evaluasi
a. Persiapan.
Secara garis besar persiapan kerja ukir kayu dapat
dimulai dari adanya rancangan pola atau ornamen yang akan
diukir diatas permukaan kayu . Kemudian
dilanjutkan dengan persiapan bahan kayu itu sendiri, misalnya
menggunakan kayu jati, mahoni, mindi, sono keling, pelem,
durian, nangka, akasia, dan jenis-jenis kayu dari Kalimantan
seperti kruwing, bengkirai, kanfer, meranti, dan lain-lain yang
cenderung agak keras dalam pengukiran. Namun demikian
dalam kebutuhan perabotan tertentu, kayu-kayu tersebut
masih dipergunakan untuk kelengkapan bangunan rumah
tinggal yang berukir. Meja, alat ukir(pahat ukir), palu
kayu(ganden) dan tanggem serta kelengkapan-kelengkapan
alat mengukir kayuuntuk perbaikan pahat seperti batu asah,
gerinda, sangatlah membantu yang harus tersedia di sekitar
tempat kerja kita dalam mengukir kayu. Karena tanpa alat
pelengkap seperti ini sistem keja ukir khususnya dalam
pemeliharaan alat dan hasil ukiran tidak mencapai ketinggian.
328
b. Proses
Memasuki proses dari ukir kayu adalah tahapan basic yang
sangat penting untuk dikonsentrasikan karena tanpa teknik
dan daya akal seorang pengukir hasil dan kecepatan tidak
terpenuhi. Dimulai dengan menempel pola/ragam hias pada
permukaan kayu, lau tahapan demi tahapan seperti :
ngerancap atau nggetaki, nggerabahi, matut, mbenangi, dan
mecahi serta nglemahi merupakan proses yang wajib dilalui
seorang pengukir. Bagi pengukir yang sudah ahli langkahlangkah
tersebut bisa dimodifikasi sehingga selangkah lebih
cepat dan hasil yang bagus misalnya ketika seorang pengukir
masih dalam proses nggerabahi(membentuk hiasan secara
kasar)mereka sudah langsung membentuk secara halus
sehingga seorang pengukir telah melalui tahapan matut(yaitu
membentuk secara halus). Itu semua tinggal kreasi seseorang
untuk memakai daya dan kekuatan kreasinya menuju hasil
yang diinginkan sesuai target. Langkah tersebut di atas
tidaklah salah dan juga tidak dianggap benar, bila langkah
tersebut didemonstrasikan untuk mengajar tentang teknjk
mengukir kayu. Bagi pemula sebaiknya mengikuti langkahlangkah
atau tahapan-tahapan yang telah dipedomankan oleh
para ahli pendahulu.
Biasanya proses pengukiran suatu hiasan kayu baik itu
diterapkan di dalam mebel ataupun hiasan pasif diakhiri
dengan seorang pengukir mengamplasnya sehingga nampak
lebih halus. Ada juga hal lain yang muncul ketika seorang
pengukir hiasan kaligrafi huruf arab, sentuhan akhir pahat ukir
dibiarkan begitu saja tanpa ada olesan krtas anplas. Ini
bertujuan agar originalitas pahatan atau pengukiran
ditonjolkan karena kekuatan teknik dan ketajaman alat ukir
yang dipakai, sehingga memperoleh respek tersendiri oleh
konsumen atau pemakai. Tetapi ketika memasuki tahap
finishing dengan lapisan politur, semua permukaan ukiran
kayu harus melewati proses penghalusan permukaan dengan
kertas amplas atau lebih dikenal dengan nama proses
sanding. Selanjutnya ukiran yang sudah diamplas memasuki
proses palapisan tahap akhir/finishing yaitu bisa dengan:
politur serlak, politur melamin, cat sungging, warna antik dan
pelapisan-pelapisan yang lain sesuai kebutuhan pemakai.
Ada pula yang natural begitu saja tanpa pelapisan sehingga
dengan berjalannya waktu permukaan ukiran akan berubah
dengan sendirinya dan memberikan nuansa yang alami yang
disebabkan oleh kondisi cuaca yang menerpanya.
329
c. Hasil
Seperti telah disinggung di atas bahwa hasil ukiran kayu
sangat dipengaruhi oleh seorang pengukirnya. Apabila
seorang pengukir yang masih pemula biasanya terlihat dari
ketidakrapian di bagian-bagian yang gukup rumit misalnya di
sudut lemahan di dasar ukiiran, di bagian benangan dan
cawenan serta ketepatan bentuk cekung dan cembungnya.
Jadi hasil ukiran kayu yang dapat kita lihat sekaligus kita bisa
memprediksi keahlian seorang pengukirnya. Ketajaman garis,
dan kelurusan kedalaman suatu permukaan akan terasa bila
kita telah melihat tanpa adanya goresan-goresan kasar.
Seorang pengukir yang sudah dalam kategori ahli(expert)
segala bentuk, keluwesan dan kebersihan permukaan
lemahan menjadi ukuran keberhasilan dalam pengukiran kayu
karena kadang-kadang terjadi pengukiran bentuk ornamen
atau ragam hiasnya bagus tetapi dalam pelaksanaan lemahan
atau dasaran ukiran tidak bersih. Ini termasuk hasil ukiran
yang kurang berhasil. Untuk menghasilkan ukiran kayu yang
baik dan bermutu tinggi memang diperlukan kekuatan
penguasaan teknik ukir dan ketajaman alat setiap saat.
Penguasaan teknik tersebut meliputi: teknik pengerjaan yang
berhubungan dengan ketepatan/ketajaman bentuk dan
kecepatan penyelesaian. Sedangkan ketajaman alat meliputi:
penguasaan perbaikan/pemeliharaan alat(maintenance).
Apabila seorang pengukir kayu tidak memperhatikan hal yang
terakhir ini, besar kemungkinan yang muncul adalah
kejenuhan dalam pengerjaan, karena pahat tidak tajam dan
banyak yang rusak. Hal ini bisa menimbulkan sistem
pengerjaan yang berulang-ulang dan hasil kurang maksimal
yang lebih parah lagi secara psikis seorang pengukir menjadi
ceoat lelah(losses power)
E. Prototyping
Ketika sebuah produk dirancang kemudian akan diproduksi untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan, produk tersebut tidak serta
merta langsung dibuat secara massal atau ditawarkan kepada
konsumen, tetapi produk tersebut harus melalui serangkaian uji
agar dapat diketahui kelebihan atau kekurangannya.
Dalam suatu proses pengujian, suatu produk akan diuji apakah
semua kebutuhan yang diharapkan dari produk tersebut dapat
dipenuhi atau tidak. Proses ini diharapkan akan mengurangi
kesalahan-kesalahan yang fatal dalam proses perancangan
dengan perbaikan yang dilakukan jika dirasa perlu. Semakin hulu
perbaikan dilakukan semakin murah biaya yang dikeluarkan,
karena proses yang dilakukan masih relatif kecil (terutama di
tahap perencanaan konseptual). Jika perbaikan dilakukan pada
330
tahap setelah produk diproduksi, maka biaya perbaikan akan
besar karena perbaikan dilakukan terhadap produk yang telah
dibuat. Sehingga dalam kasus produk telah dipasarkan, maka
perusahaan mengalami kerugian yang besar karena harus
menaruik produk yang ada untuk diperbaiki di samping social cost
yang mesti diterima berupa menurunnya kepercayaan pada
perusahaan.
Definisi dan Spektrum Pengembangan Prototype
Prototype didefinisikan sebagai suatu tiruan dari produk
berhubungan dengan satu atau lebih dimensi kepentingan (Ulrich
& Eppinger, 1995). Dimensi kepentingan tersebut meliputi fungsi,
penampilan, manfaat dan keamanan produk jika telah digunakan
oleh konsumen.
Menurut National Research Council (Shunk 1992), ada 4
definisi prototyping yaitu:
1. Pembuktian konsep: model eksperimen awal yang
dikembangkan untuk
memperlihatkan dan menguji produk atau konsep feature
baru.
2. Pembuktian produk: bentuk eksak desain dibuat untuk
menguji
fungsionalitas produk.
3. Pembuktian kemampu-produksian: prototype dibuat untuk
menguji integrasi baik rancangan maupun spesifikasi
dengan kemampuan proses manufaktur untuk kelayakan
produksi masal.
4. Pembuktian produksi: produk jadi digunakan untuk
memperkenalkan dan memperbaiki teknik produksi baru
untuk menjamin material terpilih dan untuk mengidentifikasi
bottleneck produksi.
Prototype yang baik adalah prototype yang memenuhi tujuan
pembuatan prototype tersebut. Ada beberapa tipe prototype yang
dapat dibuat dengan segala keunggulan dan kelemahannya,
sehingga untuk memenuhi tujuan pembuatan prototype tersebut
harus terlebih dahulu diketahui klasifikasi dari prototype.
Prototype dapat dibedakan dalam dua kategori yaitu berdasarkan
alam/sifatnya dan berdasarkan cakupannya.
a. Berdasarkan alam/sifatnya
Berdasarkan alam/sifatnya prototype dapat dibedakan dalam
dua kategori utama, yaitu:
- Prototype fisik: merupakan obyek yang tangible yang
dapat dilihat dan dipegang. Prototype seperti ini sering
ditampilkan langsung kegunaannya di depan konsumen
331
agar konsumen menjadi lebih tertarik setelah melihat
prototype asli tersebut.
- Prototype analitik: merupakan prototype yang bersifat
nontangible seperti model matematika, simulasi, 3D
video image dan lain-lain. Amat jarang prototype produk
ditampilkan seperti prototype analitik ini. Bagi konsumen
penjelasan mengenai uraian matematik tidak lebih baik
jika produk langsung ditampilkan dalam bentuk fisik yang
sebenarnya.
b. Berdasarkan pandangannya (cakupan)
Berdasarkan pandangannya prototype terbagi atas dua yaitu:
- Prototype terfokus: menggambarkan hanya sebagian
dari produk, untuk memenuhi kepentingan tertentu.
- Prototype komprehensif: menggambarkan seluruh
bagian produk, meliputi seluruh fungsi dan feature.
Dalam perkembangan perancangan produk kontemporer, Otto &
Wood (2001) ada enam kelompok prototype yang sering dilakukan
yaitu:
1. Prototype pembuktian konsep, digunakan untuk menjawab
kelayakan produk. Fokus pembahasan dalam prototype ini
adalah komponen atau subsistem. Kegiatan ini dilakukan
setelah pengembangan konsep atau dalam tahapan
pemilihan konsep.
2. Prototype rancangan industri, digunakan untuk
memperlihatkan tampilan dan kesan dari produk. Biasanya
prototype ini menggunakan bahan sederhana seperti foam
sehingga dapat digunakan untuk memperlihatkan beberapa
variasi dengan proses pembuatan prototype yang cepat.
3. Prototype rancangan percobaan, fokus prototype ini adalah
untuk memodelkan suatu subsistem dari suatu produk dalam
rangka mencapai target performansi yang ditetapkan.
4. Alpha prototype: prototype yang dibuat untuk melihat
komponen dari produk yang diharapkan. Komponen memiliki
bentuk geometri dan material yang identik dengan produk
yang akan diproduksi, tetapi prototype ini dibuat tidak
dengan proses yang sesungguhnya. Prototype ini
merupakan sistem konstruksi pertama dari subsistem yang
secara individual telah dibuktikan performansinya dalam
prototype sebelumnya. Tujuan dari alpha prototype ini
adalah untuk melihat apakah produk dapat bekerja seperti
yang diharapkan
332
5. Betha prototype: prototype yang dibuat sesuai dengan
proses sesungguhnya, tetapi mungkin tidak dirakit dengan
proses perakitan sesungguhnya. Tujuannya adalah untuk
melihat performance dan reliability dalam rangka untuk
mengidentifikasi perubahan-perubahan yang perlu dilakukan
untuk produk akhir.
6. Prototype preproduksi adalah percobaan produksi untuk
kapasitas terbatas.
Proses Pembuatan Prototipe
a. Memola gambar ukiran pada papan
Letakkan gambar dan rekatkan dengan lem kertas pada
permukaan papan sesuai dengan desain.
Gb 59. Pola ukiran Gb 60. Mengoles lem
Gb 61. Proses menempelkan
pola ukiran
b. Proses Pembuatan Prototipe ukiran
Gb 61. Proses nggetaki
333
Gb 62. Proses membuat dasaran Gb 63. Proses membuat
Cekungan pada bagian daun
Gb 64 Proses menghaluskan Gb 65. Prototipe ukiran talah
selesai
c. Kemasan Produk Ukiran
Pada dasarnya kemasan produk ukiran tidaklah berbeda
dengan kemasan kemasan produk mebel yang lain, seperti
misalnya mebel mebel yang terbuat dari plastik, besi dan yang
lain. Untuk produk ukiran kemasan mengarah pada
pengamanan/proteksi pada bagian itu sendiri.Sehingga bentuk
bentuk yang cenderung mudah patah atau Grimpil (bhs Jawa)
itu tidak rusak .
Bahan dan Alat
Biasanya bahan pembungkus mebel adalah kardus/kertas
karton (single face dan double face) yang sudah banyak dijual
dipasaran. Bahan pembungkus lain yang
sering digunakan adalah Foamsheet. Adapun perlengkapan
lain yang dibutuhkan adalah isolasi besar, tali rafia besar dan
cutter sebagai alat potong. Kertas karton pembungkus di
pasaran tersedia dalam bentuk gulungan dan dijualsecara
kiloan, begitu juga foamsheet. Foamsheet dipakai untuk
pembungkus bagian dalam yang langsung menempel pada
permukaan ukiran.
334
Pelapisan Akhir Sebelum Dikemas.
Sebelum produk ukiran dikemas, ada tahapan penanganan
produk khususnya untuk memperhalus adalah pemolesan
akhir yaitu melapiskan wax/malam pasta atau biasa disebut
waxing.Tujuannya adalah produk ukiran dapat secara
maksimal terlindungi dari klengketan kertas pembungkus.
Selain itu produk ukiran akan terisolir dari debu dan kotoran
yang kemungkinan bisa menempel.
Caranya adalah malam pasta/wax yang tersedia kita oleskan
dengan kuas atau dengan kain perca ke permukaan produk
ukiran, kemudian kita lap bersih sehingga ketebalan
yang merata, agar tidak terjadi penjamuran ketika ada
kelembaban.
Setelah itu produk ukiran dibungkus dengan foamsheet
(lembaran busa tipis dan lentur ) dengan bantuan isolasi
(masking tape).
Pengemasan.
Pengemasan bisa dimulai ketika produk ukiran sudah melalui
tahapan sbb :
Sudah difinishing- pelapisan wax- pembungkusan dengan
foamsheet pembungkusan dengan kertas karton (single
face/double face) dan terakhir dimasukkan dalam box kayu
atau triplek dengan kerangka.
335
BAB IV
D. TEKNIK KERJA RAUT
Teknik kerja raut merupakan salah satu kompetensi yang unik
meskupun apabila dilihat hasil karyanya akan mirip dengan hasil karya
dengan teknik ukir. Perbedaan yang khas pada proses kerja raut adalah
penggunaan alat yang dipakai yaitu dengan menggunakan alat pisau raut
, sedangkan Teknik Kerja Ukir dengan pahat ukir.
Obyek yang dapat dibuat dengan teknik kerja raut adalah bentuk-bentuk
yang ukurannyan relative kecil, Karena pada proses pembuatan bahan
dapat digenggam/ dipegang dengan tangan. Sehingga hal tersebut akan
berpengaruh pada kemampuan maksuimal pada tingkat kesulitan proses
karja raut.
Contoh-contoh produk yang dibuat dengan teknik kerja raut
misalnya :
komponen perkakas tangkai pisau , kalau di Aceh tangkai rencong, di
Jawa tangkai dan sarung keris, di Kalimantan tangkai Mandau, di
Sulawesi tangkai dan sarung Badik dan banyak lagi contoh – contoh
lainnya atau souvenir/ cindera mata berupa patung-patung kecil yang
imajinasinyabisa dari flora/ fauna dapat juga bentuk-bentuk lain
misalnyaberupa cepuk perhiasan dengan berbagai macam bentuk dan
kreasi yang sangat beragamdisetiap etnis dari seluruh penjuru
nusantaradengan filosofisyang disesuaikan dengan keperluan adapt/
tradisi setempat, meskipun ada jugakarya raut yang dibuatdengan
bentuk-bentuk lain yang kreatif dan trend pasar
Untuk menguasai teknik raut kayu sepintas seperti mudah
dilakukan akan tetapi apabila dipraktekkan akan menemui beberapa
problem yang berkaitan dengan penguasaan memainkan posisi pisau
pada saat meraut, membaca serat kayu agar dapat diraut dengan hasil
yang baik, memahami anatomi produk yang akan dibuat dan ketrampilan
menajamkan pisau raut agar penggunaan pisau raut pada saat dipakai
meraut produk yang dibuat nyaman dimainkan karena tajam.
Beberapa hal tadi diatas merupakan masalah yang harus
dicoba, dipraktekkan dan dikuasai pada latihan dasar meraut, agar
dapat beberapa keteknikan dasar pada proses kerja raut.
Untuk obyek latihan dapat dibuat produk yang masih sederhana
dengan fantasi flora/fauna, tumbuh-tumbuhan, buah-buahan atau
binatang yang dibentuk sederhana/tidak rumit anatominya sebagai
tuntunan melatih ketrampilan dasar melaksanakan kerja raut, misalnya
unsur:
1. Bentuk cembung
2. Bentuk cekung
336
3. Bentuk bulat
4. Bentuk lonjong dan lain-lain.
Tujuan
Setelah mempelajari materi ini, Anda diharapkan dapat:
v Menjelaskan teknik dasar kerja raut
v Menjelaskan jenis pisau raut dan fungsi pisau raut
v Melaksanakan perawatan/menajamkan pisau raut
v Menggunakan pisau raut sesuai fungsinya
v Membuat bentuk sederhana berupa binatang (Burung, Kucing,
Ikan, dsb.)
Alat dan Bahan
A. Alat
v Pisau raut
v Batu asah dan air
v Sekroll
B. Bahan
v Kayu lunak (pulai, damar, sengon)
Ukuran panjang : cm
Ukuran lebar : cm
Ukuran tebal : cm
v Ampelas kayu
No. 150/180 (sedang)
No. 240/280 (halus)
Pisau Raut
Pisau raut dibuat dari besi baja dengan tangkai dibuat dari kayu.
Cara dengan cara didorong, tidak dipukul seperti pahat ukir
Pisau raut yang digunakan pengrajin topeng dan patung-patung
cinderamata di berbagai daerah di Indonesia bermacam – macam
bentuknya.Pengrajin topeng di Jawa menggunakan pisau raut yang
bertangkai pendek, sedangkan pengrajin di Kalimantan menggunakan
tangkai panjang, Karena teknik menggunakan pisau dengan cara, tangkai
dijepit pada ketiak lengan.
Bentuk mata pisau yang ada di Indonesia tidak terlalu banyak terutama
untuk mata pisau utama, kecuali pisau tambahan untuk membuat kerokan
topeng.
Pisauraut ini matanya dibuat lengkung sesuai dengan keperluan . Pisau
ini sangat berguna untuk membuat kerokan bagian cekung topeng yang
tidak terjangkau bila digunakan pisau raut bentukm standar/ lurus.
Selain digunakan untuk maraut benda tiga dimensi/ patung cinderamata
pisau raut dapat juga dipergunakan untuk membuat ukiran cukilan kayu
lunak bermotif geometris yang hasilnya hanya torehan/ cukilan dangkal,
seperti jenis ukiran geometris yang khas yang dibuatoleh pengrajin dari
337
Toraja, Sulawesi dan ukiran hiasan pada tangkai mandau senjata khas
Kalimantan.
Pisau raut pada intinya digunakan untuk membuat karya yang kecil- kecil
atau banda kerja yang berupa tiga dimensi/ patung – patung maupun
ukiran datar misalnya pada hiasan kotak perhiasan yang relatif kecil.
Gambar di bawah ini merupakan jenus-jenis pisau raut dan bagianbagiannya
338
Pisau Raut
Perawatan Alat Raut
Perawatan alat raut (pisau raut)
Pada dasarnya hampir sama perawatan dengan alat ukir/ pahat ukir,
hanya alangkah baiknya untik pisau raut ini, apabila setiap satu
poisau dibuatkan sarung dari kulit/ kain yang tebal untuk menjaga
mata pisau dari benturan benda keras dan keamanan dalam
membawa.
339
C. Langkah Kerja
Persiapan
v Siapkan bahan, alat dan tempat kerja Anda
v Tempelkan pola gambar kerja pada bahan yang telah
disiapkan, kemudian disekroll sesuai pola.
v Cermati bentuk yang akan diraut sesuai pola dan prototype
yang disediakan instruktur/pengajar.
Proses pengerjaan
v Rautlah bentuk sederhana dengan hati-hati agar bentuk
yang diinginkan tercapai sesuai dengan prototype.
v Apabila bentuk global sudah tercapai dilanjutkan dengan
menghaluskan bentuk dibantu kertas ampelas yang
sedang no. 150.180
v Selanjunnya apabila akan difinishing atau penyelesaiannya
akhir dihaluskan lagi dengan kertas ampelas yang halus
no. 240/28
D. Gambar Kerja Meraut Dengan Pisau Raut
340
E. Contoh Produk Yang di buat dengan teknik raut misalnya :
Cipuk Dengan Imajinasi Kepik 1 Cepuk Dengan Imajinasi Kepik 2
Tempat Cincin Imajinasi Kuda Tempat Pulpen Imajinasi Cheeta
341
Tempat Tysu Gengan Imajinasi Angs Hiasan Imajinasi Cicak
Tempat HP Imajinasi Tanduk Kerbau Patung Kucing Ekor Pulpen
Pulpen Imajinasi Flora Dan Fauna Penindih Kertas Dengan Imajinasi Burung
342
Tempat Pulpen Imajinasi Kaktus Patung Gajah Untuk Penindih Kertas
Hiasan Ikan Hiasan Kura - kura
343
Hiasan Arwana 1 Hiasan Arwana 2
Tempat Perhiasan Dengan Imajinasi Topeng
344
Tempat Permen Dengan Hiasan Fantasi Katak Di Atas Teratai
F. Keselamatan kerja
Setelah Anda bekerja, perhatikanlah hal-hal berikut:
v Pakailah pakaian kerja
v Yakinkan bahwa tempat kerja anda telah bersih dan aman
untuk bekerja
v Yakinkan bahwa pisau raut yang akan Anda gunakan
dalam keadaan tajam.
v Pakailah masker pada saat melaksanakan kerja
sekroll/membuat bentuk
v global.
v Hindari jurus memainkan pisau raut yang membahayakan
anggota badan.
345
BAB IV
E. TEKNIK KERJA SEKROL
Pengantar
Teknik sekrol adalah merupakan proses pembuatan suatu karya
dengan menggunakan mesin sekrol, dengan prosedur pengoperasian
yang benar sesuai dengan fungsinya. Pada umumnya mesin sekrol
digunakan lebih pada pekerjaan potong memotong bentuk baik lurus,
lengkung, bulat, sudut dan sebagainya , dengan potongan yang tepat
pada garis atau gambar yang telah dibuat. Alat yang digunakan ada dua
jenis yaitu masinal dan manual. Alat yang masinal adalah gergaji kecil
yang dilengkapi dengan mesin sebagai penggerak dan komponenkomponen
lain yang diperlukan yang dirakit sehingga dapat bergerak
secara stabil.
Sedangkan sekrol yang manual hanya berupa gergaji kecil yang
dijepit / kencangkan pada ujung besi yang berbentuk huruf U dan diberi
tangkai, biasanya alat ini sering kita sebut dengan istilah Coping Saw.
Penggunaanya dilakukan secara manual (digerakkan dengan tangan).
Biasanya teknik sekrol lebih ditekankan pada pembuatan produk
kerajinan, membuat Puzle, membuat tulisan dari kayu (lettering),
membuat hiasan yang akan diterapkan pada mebel atau perabot dan lainlain.
Proses pemotonganya kita harus mengikuti semua tanda garis yang
telah dibuat oleh disainer / tukang gambar.
Dalam satu proses pelaksanaan teknik sekrol dapat muncul menjadi
dua wujud, sebab proses pemotongan jika dilakukan secara teliti, dan
tepat maka yang terjadi adalah bentuk positif dan negatif (bentuk timbul
dan bentuk lubang / tembus).
Proses pekerjaan ini jika dilakukan dengan benar akan dapat melatih
keterampilan, kesabaran, ketelitian seseorang dalam melaksanakan
pekerjaan.
A. Mengenal perlengkapan dan peralatan kerja
Dalam setiap pelaksanaan setiap kegiatan diperlukan
perlengkapan kerja yang standar supaya pada pelaksanaanya
berjalan dengan lancar dan tidak menemui banyak permasalahan.
Perlengkapan yang diperlukan dalam teknik kerja sekrol antara
lain terkait dengan lingkungan tempat bekerja yang harus bersih,
rapi, penerangan yang cukup, sirkulasi udara yang lancar, dan
tersedianya alat pemadam (Hydrant).
Selain itu juga didukung dengan pakaian kerja yang standar
dalam hal ini disesuaikan dengan pekerjaan yang sedang
dilakukan.
346
1. Alat Pokok
Alat pokok yang digunakan untuk pekerjaan produk teknik
sekrol adalah seperangkat yang dibuat oleh pabrik maupun
dirakit sendiri.
Alat ini dibedakan menjadi 2 jenis yaitu dengan
menggunakan gergaji manual dan gergaji mesin.
Alat dengan gergaji manual atau sering disebut dengan
istilah gergaji tripek. Sedangkan alat dengan gergaji mesin
sering disebut dengan istilah mesin sekrol.
Mesin sekrol memiliki bentuk dan ukuran yang berbedabeda,
tetapi fungsinya sama. Hanya dibedakan dalam
kekuatan mesin, besar kecilnya rangka mesin dan
kemampuan memotong bentuk panjang/lebar/ tebal benda
kerja.
Contoh gergaji manual / gergaji sekrol:
Mesin sekrol dibedakan menjadi 3 kelompok jenis ukuran
yaitu mesin sekrol kecil, sedang dan besar.
a. Mesin Sekrol Kecil
Mesin sekrol yang berdiameter kecil biasa digunakan
bagi penggergajian kecil. Untuk membuat/memotong
bentuk-bentuk ukuran panjang maksimal ± 25 cm dan
tebal maksimal 2 cm, dengan jenis produk seperti
letering, passel dan gantungan kunci. Mesin ini biasanya
dibuat pabrik.
347
Contoh gergaji mesin / mesin sekrol ukuran kecil.
b. Mesin Sekrol Sedang
Mesin sekrol sedang ini mempunyai kemampuan lebih
besar dibandingkan mesin sekrol kecil.
Kelebihannya mengenai tenaga motor yang besar, daya
jangkau/ukuran yang mencapai panjang/lebar ± 60 cm,
dan kekuatan memotong
ketebalan ± 5 cm.
Contoh Mesin sekrol sedang
348
Contoh Mesin sekrol sedang
c. Mesin Sekrol Besar
Mesin sekrol besar mempunyai tangan penggerak
cukup panjang ± 100 cm dan dapat
memotong ketebalan kayu 5 cm ke atas yang biasa
dikerjakan oleh perajin untuk memotong benda-benda
tebal, lebar dan panjang, seperti pemotongan bentuk
kaki kursi, pemotongan bentuk sandaran kursi,
ornamen lisplang, dll
Mesin ini kebanyakan digunakan oleh industri /
pengusaha di Jepara.
Contoh Mesin sekrol besar
2. Bagian-bagian mesin sekrol
a. Kerangka mesin
Kerangka dipakai untuk tiang penyangga mesin
sekrol (body) secara keseluruhan.
349
b. Motor penggerak
Spesifikasi mesin ini kira-kira
1 pas 0,85 Ampere 220 Volt, ½ Hp/09 KW, RTM
1375,50 Hz
Motor ini berfungsi sebagai alat penggerak
mesin sekrol.
c. Meja kerja
Untuk bentuk dan ukuran meja kerja berbedabeda
tergantung mesin sekrolnya. Untuk meja
sekrol besar tidak dilengkapi busur derajat
sebagai pengatur kemiringan benda kerja. Tapi
untuk Meja kerja mesin sekrol yang ukuran
kecil dan sedang biasanya dilengkapi dengan
busur derajat yang berfungsi mengatur
kemiringan meja.
350
d. Tangan penggerak atas dan bawah
Tangan penggerak berfungsi untuk memegang
mata gergaji yang dilengkapi dengan dua
penjepit mata gergaji, baik bagian atas,
maupun bagian bawah, dengan kunci L (atau
kunci khusus) sebagai
alat pengunci dan membuka (mata gergaji).
e. Stabilisator
Stabilisator ada pada bagian belakang mesin
bagian atas yang mempunyai fungsi untuk
mengendorkan dan mengencangkan
(mengatur) mata gergaji.
351
Stabilisator
f. Stoper/penahan kayu
Stoper ini mempunyai fungsi untuk menahan
benda kerja agar tidak mudah terangkat.
Stoper ini dilengkapi dengan pembersih
debu.
352
g. Mata gergaji
Mata gergaji untuk pemotongan kayu bermacam
macam bentuk dan ukuran .
Bentuk pada bagian bawah / ujung gergaji ada
yang menggunakan sindik (bentuk T) dan ada juga
yang polos tanpa bentuk pengunci, tetapi cara
pemasanganya di kencangkan dengan penjepit
yang ber sekrup.
Jenis mata sekrol yang polos
353
Jenis mata sekrol dengan sindik
Penjepit / pengunci mata gergaji sekrol
Alat ini digunakan untuk memasang mata gergaji
pada mesin sekrol
Yang dilengkapi dengan kunci kusus untuk proses
memasang dan membuka.
3. Alat Pendukung
Alat pendukung merupakan bagian dari alat pokok. Untuk
melengkapi
kelancaran dalam praktik membuat produk.
Adapun peralatan pendukung yang digunakan untuk kerja
sekrol adalah :
Gunting
354
Gunting adalah alat untuk memotong kertas, selain itu
bisa juga untuk memotong pola gambar kerja agar lebih
mudah dalam penempatan desain pada benda kerja
Pensil
Pensil digunakan untuk membuat gambar kerja
(mendesain) selain itu juga digunakan untuk
menandai ukuran dan memindahkan gambar pola
pada benda kerja
Pensil ada beberapa jenis, ukuran dari keras dan
lunaknya. Contoh 2B, 4B, 6B dan sebagainya.
Ketam tangan (rumah ketam terbuat dari kayu)
355
Ketam tangan (rumah ketam terbuat dari
besi/logam
Ketam ini biasanya terbuat dari bahan kayu sawo
dengan serat yang halus dan padat, selain dari
bahan kayu, ketam manual juga ada yang terbuat
dari bahan logam Logam. Ketam ini digunakan
untuk menghaluskan bahan yang belum halus dan
mengurangi ketebalan bahan yang belum sesuai
kebutuhan.
Mistar
Mistar adalah alat yang digunakan untuk
mengukur panjang dan lebar
Bahan yang akan digunakan.
Alat ini terbuat dari bahan logam dengan ukuran
panjang ada yang 30
cm , 50 cm , dan ada juga yang 60 cm.
356
Bor
Bor adalah alat yang digunakan untuk membuat
lubang yang akan di
Sekrol.
Mesin bor ini terbuat dari Logam dan baja yang
dilengkapi dengan asessoris kelengkapanya
Gergaji Potong
Gergaji potong digunakan untuk memotong bahan
yang akan
digunakan. Gergaji ini terbuat dari campuran besi
dan baja. Bentuk mata gergajinya segitiga sama
kaki dengan tegak lurus ke atas.
357
Gergaji Belah
Gergaji belah digunakan untuk membelah bahan
bahan menjadi ukuran yang diperlukan.
Grgaji ini terbuat dari campuran besi dan baja.
Bentuk mata gergajinya condong ke depan.
Siku - siku
Siku-siku pada pekerjaan sekrol digunakan untuk
mengukur / mengecek tegak lurus atau
kemiringan mata gergaji terhadap meja kerja.
Selain itu juga untuk mengecek hasil pemotongan
bahan yang
Yang diperlukan apakah harus bersudut 90 atau
yang lain.
358
Tang
Tang terbuat dari Logam /Besi yang pada bagian
pegangan dilapisi dengan karet plastik. Alat
ini biasa digunakan untuk mengencangkan
Sekrup dan juga untuk memotong mata gergaji
yang terlalu panjang, atau memotong kawat dll.
4. Bahan yang diperlukan
Bahan yang digunakan untuk membuat produk teknik
sekrol antara lain :
- Kayu ( berbagai jenis kayu dapat digunakan, tetapi
yang bagus jenis kayu yang seratnya padat, karena
akan mendapatkan hasil sekrolan yang lebih halus.
- Multiplek (berbagai jenis kayu buatan dapat
digunakan, tetapi hasil potongannya kurang
sempurna. Karena biasanya kayu buatan kurang
padat dan banyak berlubang.
B. Penggunaan alat
1. Cara mengoperasikan mesin sekrol
a) Hidupkan mesin sekrol dengan menekan tombol
ON.
b) Letakkan kayu/triplek diatas meja mesin sekrol.
c) Turunkan penahan kayu/debu di atas benda kerja
dengan lobang pipa
pembersih debu ke muka mata gergaji.
d) Benda kerja di tekan maju pelan-pelan ke arah
mata gergaji sesuai
359
gambar kerja.
2. Cara Merawat Mesin Sekrol
Perawatan dan pemeliharaan mesin sekrol perlu dilakukan
setiap saat, karena mesin yang baik adalah
mesin yang setiap saat dapat di operasikan dengan
lancar. Perawatan dan pemeliharaan mesin sekrol
harus dijelaskan secara detail dan benar.
Yang perlu diperhatikan dalam merawat mesin sekrol
ialah:
a) Melepas mata gergaji dari mesin sekrol,
b) Membersihkan kedua penjepit mata gergaji dari
serbuk kayu/debu,
c) Memberi pelumas (oli, plaselin) pada pemutar
stabilisator,
d) Memberi pelumas pada pemutar stoper (penahan
kayu), dan
e) Memberi pelumas pada mata gergaji agar tidak
berkarat.
3. Penajaman dan Pembuatan Gigi Gergaji
Mata gergaji yang berdiameter kecil buatan pabrik
tidak dapat
ditajamkan, karena terlalu kecil dan tidak ada alat kikir
yang kecil. Yang dapat
ditajamkan ialah mata gergaji besar buatan perajin
Jepara. Itupun kalau
penggunaannya dapat bertahan lama. Dan cara
menajamkannya ialah
dengan dikikir pada ujung mata gergaji tersebut
sesuai dengan
kemiringan mata gergaji.
4. Pemasangan dan Pelepasan Mata Gergaji
a. Memasang mata gergaji sekrol
• memutar stabilisator kearah kiri agar tangan
pemegang gergaji dapat
ditekan kebawah
• masukkan salah satu ujung mata gergaji bagian
bawah dan mur
diputar kekanan hingga kencang. Gigi mata gergaji
hendaknya selalu
menghadap kebawah
360
• Untuk memotong dalam, mata gergaji bagian
bawah dan ujung mata
gergaji bagian atas di masukkan kedalam benda
kerja yang sudah di
lobangi (dengan bor) dan ujung
mata gergaji bagian atas di jepit
dengan menggunakan kunci
b. Melepas Mata Gergaji Sekrol
Melepas mata gergaji harus dilakukan satu persatu
dapat dimulai dari
ujung mata gergaji bagian bawah atau bagian atas
terlebih dahulu
kemudian mur dikendorkan dengan kunci
5. Menyimpan Gergaji Cadangan
Gergaji cadangan harus disimpan di almari/kotak
khusus yang ada
kuncinya. Dengan dibungkus plastik yang diberi
keterangan tentang jenis
dan ukurannya supaya mudah mengambilnya dan
menghindari udara
lembab agar tidak mudah berkarat. Jika kita beli
lusinan/satu plastik,
gergaji itu sudah ada bungkusnya dari plastik, malah
ada keterangannya
menempel pada bungkus tersebut.
C. Keselamatan kerja
. Keselamatan Kerja dalam Kerja Sekrol
Tujuan keselamatan kerja
Keselamatan kerja merupakan poin yang utama yang harus
dijaga dalam
setiap melaksanakan kegiatan.
1. Adapun tujuanya antara lain:
a. Agar pekerja dapat melakukan atau melaksanakan
pekerjaannya
dengan baik
b. Agar kesehatan fisik dan non fisik pekerja dapat
terjaga (tidak sakit)
c. Agar lingkungan kerja dapat nyaman dan aman.
d. Agar suasana menjadi kondusif dan
menyenangkan
361
2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam keselamatan kerja
a. Ruang kerja yang cukup luas
b. Penerangan yang cukup
c. Ventilasi udara yang lancar
d. Tersedianya alat pemadam api (hydrant)
e. Tersedianya alat kebersihan dan tempat sampah
f. Penempatan alat-alat pada tempatnya.
g. Tidak bergurau sewaktu bekerja
h. Tersedianya PPPK
3. Jenis kelengkapan pakaian kerja
Adapun kelengkapan pakaian kerja yang diperlukan
antara lain:
a. Pakaian Kerja (baju Kerja)
b. Sepatu (alas kaki yang aman)
c. Masker
d. Penutup kepala (Topi Kerja)
e. Kaca mata
f. Penutup Telinga
g. Hal-hal lain yang dibutuhkan.
D. Latihan-latihan (praktek)
Proses Kerja :
1. Persiapan.
· Siapkan ruang tempat kerja yang bersih, nyaman,
terang dan sirkulasi udara yang baik agar kesehatan
terjamin.
· Siapkan semua peralatan yang akan dipakai dan
kondisikan bahwa alat tersebut benar-benar siap
dipakai.
· Siapkan semua bahan yang akan dipakai diarea
tempat anda bekerja agar mudah dalam bekerja.
· Gunakanlah pakaian kerja dan perlengkapan
keselamatan kerja dengan baik.
2. Proses Kerja.
· Pelajarilah buku petunjuk tentang teknik sekrol, dan
cermatilah gambar kerjanya secara teliti.
· Jika yang anda gunakan bahan dari multiplek maka
siapkan dengan ukuran yang telah ditentukan.
362
· Jika yang anda gunakan Kayu, maka ketamlah terlebih
dahulu hingga ketebalan yang sesuai dengan yang
telah ditentukan.
· Gambar yang terpilih dipindahkan kebenda kerja
dengan teknik dipola.
· Setelah papan siap digunakan dengan ukuran yang
cukup, kemudian papan dilem secara rata dengan lem
kertas. Gambar ditempel perlahan dari satu sisi kesisi
yang lain dan sambil ditekan secara perlahan sampai
rata.
· Pasanglah mata gergaji sekrol pada mesin sekrol dan
pastikan alat tersebut siap dipakai.
a. Pasang mata gergaji sekrol terlebih dahulu pada
penjepit dengan menggunakan alat pengunci
yang telah disediaka
b. Pasangkan bagian ujung bawah terlebih dahulu
selanjutnya pasang bagian atasnya.
c. Gigi gergaji harus condong/ menghadap
kebawah.
363
d. Kencangkan semua pengunci / stabiliser agar
gerakan menjadi
stabil dan suara halus.
e. Sebelum memulai penyekrolan sebaiknya:
Lakukan pengecekan pada mata gergaji apakah
sudah cukup kencang
atau belum.
f. Periksa kemiringan meja sekrol terhadap posisi
mata gergaji dengan
alat siku-siku agar tegak lurus, sehingga hasil
potongan bisa rapi dan tegak lurus.
364
g. Letakan benda kerja diatas meja sekrol dengan
posisi .
kedua tangan memegang benda kerja.
Hidupkan saklar dan bekerjalah dengan teliti
Lakukan penyekrolan secara perlahan sesuai
gambar kerja.
Posisi menyekrol
365
Posisi menyekrol
E. Pengontrolan
1.Observasi produk dilakukan untuk pengecekan
proses pengerjaan.
- Pada tahap persiapan bahan dilakukan
pengecekan apakah layak
dipakai atau tidak, sebab jika bahanya tidak
baik akan mempengaruhi hasil produk.
- Bahan dicek tingkat kekeringanya agar tidak
terjadi melengkung
atau menggeliat, bahkan bisa berakibat retak.
- Bahan diperlakukan dengan baik
- Proses penyekrolan secara hati hati, sabar dan
teliti.
- Apakah penyekrolan sudah sesuai dengan
desain atau belum
- Pengecekan dengan alat ukur yang diperlukan.
366
2. Penilaian Produk
- Ketepatan dalam memotong (sesuai garis /
gambar kerja)
- Kehalusan bekas potongan
- Kesikuan hasil potongan (tegak lurus) /
Kemiringan hasil potongan
- Kerapian
- Kecepatan
3. Soal pendalaman materi
- Mengapa posisi mata gergaji sekrol harus tegak
lurus dengan posisi meja sekrol ?
- Mengapa tidak semua jenis mesin sekrol dapat
memotong bahan
dengan ketebalan minimal 5 cm ?
- Keposisi arah mana cara memasang mata
gergaji sekrol yang benar
- Sikap yang diperlukan bagi seorang yang ingin
mengerjakan produk
dengan teknik sekrol adalah.....
- Apa yang anda lakukan terhadap alat jika anda
telah selesai
menggunakanya ?
- Bagaimana cara mengatur kekencangan mata
gergaji yang baik
E. Contoh-contoh hasil karya teknik sekrol
Contoh Produk Hias dengan teknik sekrol
Hiasan Dinding
367
Hiasan Dinding
Hiasan diatas meja
368
Lampu Hias
Tempat Perhiasan
369
Penerapan ornamen dengan teknik sekrol
Hiasan dinding kaligrafi Arab
Contoh hiasan dinding
370
Contoh hiasan dinding
Contoh patung binatang
Contoh huruf
371
BAB IV
F. TEKNIK KERJA PARQUETRY DAN INLAY
Pendahuluan
Tidak dapat dipungkiri bila nuansa kayu untuk interior ruangan
dimasa kini tengah menjadi tren yang tidak hanya terjadi di Indonesia,
tetapi juga di dunia. Hal ini terbukti dari data statistic bahwa permintaan
laminated flooring dan wooden flooring meningkat sangat tajam.
Sedangkan penurunan yang signifikan terjadi pada permintaan material
tekstil dan karpet.
Lantai sebagai salah satu komponen yang penting pada sebuah
bangunan. Pemilihan material penutup lantai yang tepat akan sangat
mendukung fungsi da
keindahan bangunan tersebut.
Lantai kayu atau parket itu dalam bahasa Inggris disebut parquet berasal
dari kata parquetry yang berarti seni memasang atau menata bilah-bilah
kayu tipis dengan pola geometris pada sebidang lantai. Disadari atau
tidak, keberadaannya terntaya tidak sekedar sebagai tempat berpijak,
meainkan secara langsung dapat mempercantik dan menghidupkan
sebuah desain ruang, termasuk elemen-elemen yang berada didalamnya.
Sehingga paduan serasi antara kedua karya seni ini memperkuat misi
pengembangan budaya dan seni Indonesia lebih dikenal di mancanegara.
Material kayu selain menawarkan kenyamanan dan keindahan teksture
kayu, mampu membuat ruangan menjadi hangat dan natural. Bahkan
ada pula jenis penutup lantai kayu yang mampu menyerap panas dan
meredam suara.
Laminated flooring adalah material penutup lantai yang material
dasarnya adalah high density fiber board (HDF). Permukaan laminated
flooring sangat tajam terhadap gesekan sehingga dapat digunakan pada
rumah tinggal maupun commercial area.
Wooden parguet adalah material penutup lantai yang terbuat dari kayu
asli ( real wood ). Dalam dunia industri, wooden parquet dibagi menjadi
dua, yaitu solid wood parquet dan engineered parguet . Permintaan
terhadap solid wood mengalami penurunan yang sangat tajam walaupun
tren penggunaan lantai kayu sedang berlangsung. Factor harga dan
keterbatasan raw material menjadi penyebab turunnya permintaan pasar
terhadap solid wood.
Engineered parquet adalah material penutup lantai yang terbuat dari kayu
asli dengan kontruksi berlapis. Tujuan dari kontruksi ini adalah efisiensi
dan stabilitas material. Keunggulan engineered parquet adalah tampilan
kayunya yang asli dan menempati segmen atas.
372
Parquetry pada dasarnya sama dengan inlay. Bedanya adalah jika inlay
penempatan motifnya pada dasaran kayu yang diturunkan beberapa
millimeter. Sedangkan parquetry cara penempatan motifnya hanya ditata
pada permukaan kayu dan dilem, kemudian dipress agar rata
permukaannya.
Pembuatan parquetry menggunakan bahan kayu yang tipis / vinir 0,5 – 3
mm.
PEMBUATAN PARQUETRY
A. Alat .
Alat yang digunakan untuk membuat Parquetry adalah :
a. pisau raut
b. cutter besar
c. penggaris logam
d. pensil 2 b
e. klem C
f. gergaji pemotong vinis
g. skrap
h. ampelas halus
B. Bahan.
Bahan u tuk membuat Parquetry adalah :
a. kayu sonokeling atau sejenisnya
b. kayu mahoni
c. kayu kelapa
C. Langkah Kerja.
1. Persiapan
a. Siapkan ruang kerja yang bersih, nyaman dengan penerangan
yang cukup. Periksa semua peralatan yang akan digunakan .
Apabila ada peralatan yang tidak berfungsi dengan baik, harus
diperbaiki terlebih dahulu.
Kemudian pakaialah pakaian kerja dan perlengkapan
keselamatan kerja dengan baik dan benar.
b. Siapkan bahan dan peralatan sesuai dengan kebutuhan pada
gambar kerja. Kemudian hitung kebutuhan bahan pokok dan
bahan pembantu secara teliti.
2. Peralatan parquetry
a).Dasaran/landasan untuk memotong vinir beserta
penggaris logam. Landasan tersebut terbuat dari kayu
lunak/chip board.
373
b).Pisau potong/cutter untuk memotong vinir.
c).Pensil gambar (2B) untuk menandai dan membuat pola.
d).Klam C untuk mengepres/menekan permukaan setelah
penempelan pola.
e).Amril/amplas halus dengan blok kayu untuk
menghaluskan permukaan pola.
374
D. Keselamatan Kerja
1. Pergunakan pakaian dan perlengkapannya saat bekerja.
2. Periksa ketajaman peralatan
3. Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya
4. Kondisikan lingkungan kerja sesuai prosedur, simpan pelatan yang
tidak digunakan.
5. Bersihkan kotoran selesai bekerja
E. GAMBAR KERJA
Tampak Atas
375
F. LANGKAH KERJA
1. Persiapan
a. Siapkanlah ruang kerja yang bersih dan nyaman serta
penerangan yang cukup. Periksalah semua peralatan yang akan
digunakan apakah berfungsi dengan baik. Kemudian pakailah
pakaian kerja dan perlengkapan keselamatan kerja dengan baik
dan benar.
b. Siapkanlah peralatan dan bahan sesuai dengan kebutuhan
pada gambar kerja, dan hitung kebutuhan bahan pokok dan
bahan pembantu secara teliti.
c. Bacalah bahan ajar dengan baik dan pelajari gambar kerjanya
secara cermat, agar tidak terjadi kesalahan dalam pemotongan
bahan dan langkah kerja.
2. Proses Kerja (Pembuatan Parquetry)
a. Potonglah vinir/kayu tipis yang telah disediakan sesuai ukuran
gambar kerja.
b. Pola yang sudah ditempel pada kayu/vinir.
c. Pemotongan pola menggunakan gergaji triplek atau mesin
sekrol.
376
d. Penempelan pola menggunakan lem PVC di atas papan
permukaan inlay bagian tengah.
e. Pengepresan menggunakan klem C agar proses perekatan
menjadi rata (± 5 jam)
f. Penghalusan permukaan menggunakan kertas ampelas halus
dengan blok pembantu.
377
4. Penyelesaian Akhir (Finishing)
Penyelesaian akhir adalah tahapan terakhir dalam praktik
pembuatan produk hiasan dinding ini. Siapkanlah semir netral,
teak oil atau politur netral dan kain spon. Pilih salah satu diantara
tiga bahan finishing itu. Kemudian lakukanlah menyapu
permukaan benda pelatihan itu menggunakan salah satu bahan
tersebut dengan kain spon. Ulangi hingga permukaan kelihatan
mengkilat dan rata.
Contoh gambar Parquetry
1). Kombinasi laci dan rak jinjing
378
379
PEMBUATAN INLAY
1. Proses Kerja (Pembuatan Inlay)
a. Potonglah kayu sesuai ukuran gambar kerja.
b. Pembuatan pola menggunakan penggaris dan pensil di atas
kertas HVS.
c. Pemotongan pola yang sudah ditempel pada kayu
menggunakan gergaji punggung.
d.Pembuatan alur menggunakan pahat siku. Kedalaman alur
sesuai ketebalan pola.
380
e. Penempelan pola menggunakan lem PVC (lem putih) pada
dasaran alur.
f. Penghalusan permukaan menggunakan kertas ampelas halus
dengan blok pembantu.
F. KALKULASI BAHAN
Jenis Kebutuhan
Bahan pokok:
• Kayu mahoni
• Kayu sonokeling
• Kayu kelapa
Bahan Pendukung:
• Lem PVC
• Kertas ampelas
• Teak oil/semir netral
381
• Kain spon
• Kertas HVS
• Lem kertasDaftar pustaka
TUJUAN
Setelah mengikuti uraian materi ini, Anda memiliki kemampuan
1. menyebutkan bahan, alat untuk inlay dan parquetry
2. menjelaskan perencanaan motif secara urut
3. menjelaskan cara menempelkan motif secara urut
4. menjelaskan proses finishing
URAIAN MATERI
1. Pendahuluan
Inlay di Itali disebut Intarsia, sedangkan di Perancis disebut
Marquetry.
Inlay adalah teknik dekorasi (Dekorative Woodworking
Techniques) yang diterapkan pada benda-benda fungsional/hias.
Bahan yang digunakan adalah vinir/kayu dengan ketebalan yang
sama dan warna yang berbeda pula. Dari vinir/kayu tersebut
dipotong-potong menjadi sebuah pola kemudian disusun dan
dilem hingga menjadi sebuahi ornamen yang indah.
Parquetly pada dasarnya sama dengan inlay/marquetry. Bedanya
adalah jika inlay bahannya dari kayu yang agak tebal dan caranya
menyusun dasaran kayu diturunkan beberapa milimeter untuk
meletakkan polanya.
Sedangkan parquetry bahannya dari kayu/vinir yang tipis, dan
cara penyusunannya hanya dilekatkan pada permukaan
kayu/papan dengan lem.
a. Contoh gambar Inlay
1). Sebuah papan mainan game.
382
2). Panel pada sebuah gereja di Itali
3). Panel intarsia di Gereja Santa Maria Novella di Florence
2. Bahan dan Peralatan
a. Bahan
Bahan yang digunakan untuk membuat motif/pola pada inlay
adalah kayu yang betul-betul kering dan berwarna kontras
natural, seratnya harus bagus dengan ketebalan ± 2 mm-7 mm
(disesuaikan dengan fungsinya).
Parquetry biasanya menggunakan lapisan kayu
yang tipis/vinir. Vinir ini di negara asalnya inlay/parquetry
banyak dijual di pasaran dengan berbagai macam motif dan
warnanya (dijual lembaran/per sheet).
Sedangkan di Indonesia bahan ini masih agak sulit diperoleh di
pasara
383
b. Peralatan
1). Peralatan untuk inlay
a). Scroll saw
b). Gergaji triplek
c). Bor tangan
d). Klem C
e). Daun gergaji
f). Pahat, penggaris
g). Tang, pensil
h). Gunting kertas
i). Gergaji punggung
j). Amplas/amril halus
k). Bahan perekat menggunakan lem PVC atau epoxy.
3. Proses Pembuatan Inlay
a. Pembuatan motif/pola untuk inlay menggunakan pensil
gambar dan penggaris di atas kertas HVS.
b. Kemudian pola dipotong menggunakan gunting kertas dan
ditempel pada kayu yang telah disiapkan menggunakan lem
kertas.
384
c. Setelah pola yang ditempel mengering, kemudian dipotong
menggunakan gergaji triplek atau mesin scroll saw.
d. Membuat alur menggunakan pahat tusuk pada papan yang
telah disiapkan untuk me-layout pola.
e. Memotong pola menggunakan gergaji punggung.
385
f. Menempelkan pola pada alur menggunakan lem PVC.
g. Setelah kering kemudian pola yang sudah ditempelkan/ditata
pada alur tersebut diamplas menggunakan amplas kayu yang
halus dan dilandasi dengan blok kayu, dan kemudian boleh
difinishing dengan semir netral, teak oil, atau politur netral.
386
4. Proses Pembuatan Parquetry
a. Penempelan pola/gambar pada vinir dan dilekat dengan
selotip pada tepinya.
b. Pemotongan pola menggunakan cutter/pisau di atas landasan.
c. Penyusunan pola/gambar (merangkai kembali) pola yang telah
dipotong agar tidak keliru/salah.
d. Penyusunan/penempelan kembali pada papan yang telah
disiapkan menggunakan lem PVC.
387
e. Penekanan/pengepresan menggunakan klam C dengan
dilandasi papan bawah dan atas hingga kering (±3 jam).
f. Setelah papan dilepas dari klam kemudian diamplas
menggunakan amplas halus yang dilandasi blok kayu hingga
halus kemudian difinishing menggunakan semir netral/teak
oil/melamin.
388
CONTOH-CONTOH GAMBAR INLAY
389
LATIHAN
1. Sebutkan perbedaan inlay dan parquetry!
2. Sebutkan peralatan dan bahan dari masing yang digunakan!